Polisi Ukraina Terlibat Bentrok Besar Melawan Kelompok Anti Pemerintah

Kekerasan yang terus mengalir seperti darah

Kiev, IDN Times - Polisi Ukraina yang tergabung dalam satuan anti huru hara di Kiev pada hari Sabtu (3/3/2018), melancarkan operasi pengusiran terhadap kamp kelompok anti korupsi atau pemerintah yang terletak di luar gedung parlemen.

Kelompok anti pemerintah ini merupakan kelompok pendudukung mantan Presiden Georgia Mikheil Saakashvili yang telah dideportasi oleh Pemerintah Ukraina akibat aksinya yang selalu mengkritik pemerintahan, seperti dilansir dari Reuters, dan DW.

1. 10 orang terluka dan 50 hingga 100 lainnya ditangkap

Polisi Ukraina Terlibat Bentrok Besar Melawan Kelompok Anti PemerintahCrea World News

Sesuai dengan laporan yang didapatkan oleh kepolisian maupun petugas medis, ada sekitar 10 orang terluka meliputi 6 demonstran dan 4 polisi.

Kepolisian Ukraina yang mendapatkan perintah dari pengadilan untuk membersihkan dan mengondisikan daerah yang telah diduduki oleh kelompok anti pemerintah, mereka akhirnya bergerak dengan persenjataan serta personel yang lengkap.

Sebelum terjadi bentrok, kepolisian sudah meminta kepada para aktivis untuk meninggalkan area dengan damai, dan mereka pun menolak mentah-mentah permintaan itu.

Jumlah kelompok anti pemerintah yang pada awalnya sangat banyak, sekarang hanya tinggal ratusan orang saja dan masih setia melancarkan aksi protes mereka. Maka dari itu kepolisian dan pemerintah menggunakan momentum ini untuk mengusir para aktivis anti korupsi atau pemerintah tersebut.

Alhasil sekitar 50 hingga 100 orang ditangkap oleh Kepolisian Ukraina karena terbukti telah melawan polisi. Ketika polisi berhasil menguasai kamp tersebut, mereka menemukan banyak granat, molotov dan granat asap yang siap digunakan.

2. Kelompok pendukung Mikheil Saakashvili (Nasionalis Garis Keras) yang meminta Presiden Petro Poroshenko untuk turun dari jabatannya

Polisi Ukraina Terlibat Bentrok Besar Melawan Kelompok Anti PemerintahKyiv Post

Mikheil Saakashvili merupakan mantan Presiden Georgia yang sudah mendapatkan kewarganegaraan Ukraina, dan pernah menjabat sebagai Gubernur di Odessa.

Tetapi tidak lama setelah menjabat sebagai Gubernur, ia turun dengan keinginannya sendiri dan mulai melancarkan aksi protes kepada Presiden Ukraina, Petro Poroshenko, akibat keterlibatannya dalam kasus korupsi yang sangat merugikan Ukraina.

Aksi-aksi protes yang ia lakukan makin lama membuat banyak warga Ukraina menjadi pendukung loyal dirinya. Setelah dirinya mendapat ribuan pendukung dari seluruh penjuru Ukraina, pemerintah membuat ruang gerak Saakashvili menjadi lebih sempit, dan tak jarang dirinya sering keluar-masuk penjara.

Kelompok pendukung Saakashvili yang sering melancarkan aksi protes anti korupsi dan pemerintah, sudah dikategorikan sebagai aksi protes yang damai. Hanya hal ini mendapatkan tanggapan yang berbeda jika melihatnya dari sudut pandang Pemerintah maupun Kepolisian Ukraina.

Sekarang dengan dideportasinya Saakashvili ke Polandia, dicabutnya kewarganegaraan, dan larangan masuk Ukraina selama 3 tahun, membuat simpatisan dirinya semakin menambah dan menguat.

3. Ukraina yang terus tidak stabil setelah terjadinya Euromaidan

Polisi Ukraina Terlibat Bentrok Besar Melawan Kelompok Anti PemerintahIndependent

Negara Ukraina yang dulunya merupakan negara paling stabil di kawasan Eropa Timur, sekarang telah berubah 180 derajat akibat konflik perang saudara dan korupsi yang merajalela.

Tetapi banyak yang tidak sadar, bahwa penyebab utama dari permasalahan di Ukraina saat ini adalah gerakan aksi protes Euromaidan pada tahun 2013 lalu. Gerakan yang meminta Presiden Viktor Yanukovych untuk mundur dari jabatannya, dan meminta Ukraina lebih dekat bersama Uni Eropa ketimbang bersama Federasi Rusia.

Tentu tuntutan ini mendapat dukungan serta penolakan oleh banyak pihak. Tetapi setelah persatuan Euromaidan berhasil menjatuhkan pemerintahan, terjadilah aksi konflik besar-besaran antara kelompok pro pemerintahan yang baru melawan pro kemerdekaan ataupun separatisme.

Perang saudara akhirnya meledak pada tahun 2014 dan masih berlanjut hingga saat ini. Ditambah dengan berbagai kasus korupsi yang terjadi di jajaran pemerintahan Kepresidenan Petro Poroshenko.

Ia sendiri juga tidak pernah lepas mendapat penolakan, dan permintaan untuk turun dari jabatannya oleh pendukung Euromaidan akibat keterlibatannya dengan kasus korupsi tersebut.

Karl Gading S. Photo Verified Writer Karl Gading S.

History Lovers and International Conflict Observer....

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya