Melirik Peringatan 75 Tahun Bom Atom Hiroshima di Masa Pandemi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Hiroshima, IDN Times - Pemerintah dan Warga Jepang pada hari Kamis (06/08), memperingati 75 tahun penggunaan bom berkekuatan nuklir "Little Boy" yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat di Kota Hiroshima pada 6 Agustus 1945.
Kehancuran Kota Hiroshima setelah pengeboman tersebut menjadi catatan kelam dalam Sejarah Jepang dan dunia tentang bagaimana satu bom nuklir dapat meluluhlantakkan sebuah kota yang sudah lama berdiri tegak dan kokoh, seperti yang dilansir dari AlJazeera.
1. Bom nuklir yang memusnahkan 80.000 orang dalam sekejap
Perang Dunia ke-2 yang terus berkecamuk meskipun Kekaisaran Jepang sudah dipukul mundur dari hampir seluruh wilayah jajahannya, memaksa Amerika Serikat untuk menggunakan senjata rahasia guna menyelesaikan perang secepatnya.
Dikutip dari Euronews, serangan Bom Atom Little Boy menggunakan bahan baku Uranium-235 di mana sudah disiapkan secara khusus sehingga menghasilkan daya ledak sebesar 16 kiloton TNT yang membunuh 80.000 orang secara langsung atau setara dengan 30 persen populasi Kota Hiroshima pada 6 Agustus 1945.
Jumlah kematian pun bertambah menjadi sekitar 140.000 orang di akhir tahun 1945, akibat paparan radiasi nuklir yang berbahaya dan luka bakar tingkat tinggi. Tiga hari setelah AS menjatuhkan bom atom ke Hiroshima, pada tanggal 9 Agustus 1945, AS kembali menjatuhkan Bom Atom dengan nama "Fat Man" ke Kota Nagasaki yang langsung menewaskan 70.000 orang dalam sekali ledakan.
2. Acara peringatan sedikit berbeda dari biasanya karena pandemi COVID-19
Editor’s picks
Menjadi satu-satunya negara di dunia yang merasakan efek dari bom nuklir, Jepang menyadari bahwa peringatan tahunan adalah sebuah aksi simbolik yang penting guna mengingatkan dunia. Pelaksanaan acara kali ini sedikit berbeda di mana Taman Perdamaian yang biasanya dipenuhi hingga ribuan orang, tetapi kali ini hanya terlihat beberapa orang saja karena pembatasan akibat pandemi COVID-19, dilansir dari BBC.
Mereka yang menghadiri terlihat menggunakan pakaian hitam, menggunakan masker, dan duduk dengan jarak yang sudah ditentukan sesuai protokol kesehatan. Pada pukul 08:15, semua hadirin mengheningkan cipta selama satu menit karena di saat itulah serangan bom atom meledakkan Kota Hiroshima.
3. Para penyintas mendesak dunia untuk meninggalkan bom nuklir
Tidak banyak penyintas yang masih hidup untuk menyuarakan pendapatnya mengenai kengerian dari serangan bom berkekuatan nuklir. Dilaporkan AlJazeera, para penyintas serangan Bom Atom Hiroshima terus mendesak dunia, secara khusus Pemerintah Jepang, untuk menandatangani pelarangan penggunaan senjata nuklir.
Sampai saat ini, Pemerintah Jepang belum menandatangi pelarangan penggunaan senjata nuklir di daratan mereka yang menyebabkan banyaknya protes yang digalangkan oleh penyintas Bom Atom Hiroshima maupun Nagasaki. Setidaknya tercatat masih terdapat 136.700 penyintas yang masih hidup, namun umur mereka sudah diatas 83 tahun. Mereka semua berharap dunia dapat menghindari penggunaan dan pemerkayaan senjata nuklir agar semua negara dapat selamat dari kehancuran besar yang dapat dihasilkan senjata pemusnah massal itu.
Baca Juga: 5 Fakta Sejarah Bom Atom Hiroshima dan Nagasaki pada Perang Dunia II
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.