UEA-Israel Resmi Berdamai, Turki Ancam Beri Respon Tegas Terhadap UEA
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ankara, IDN Times - Pemerintah Turki melalui Presiden Erdogan pada hari Jumat (14/08), menyatakan bahwa Turki berencana mengambil langkah serius untuk membalas aksi Uni Emirat Arab yang menggemparkan dunia.
Rencana ini disampaikan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, setelah Uni Emirat Arab menyepakati normalisasi hubungan bersama Israel demi menyelamatkan Palestina dimana menurut Pemerintah Turki dan Palestina hal tersebut merupakan pengkhianatan terhadap upaya pembebasan Tanah Palestina, dilansir dari Reuters.
1. Turki berencana putuskan hubungan diplomatik
Mendengar kesepakatan damai UEA-Israel yang ditengahi Amerika Serikat, membuat Turki sebagai negara pendukung kemerdekaan penuh Palestina marah besar. Dikutip dari Reuters, Republik Turki berencana memutus hubungan diplomatik dan menarik duta besar mereka dari Uni Emirat Arab sebagai respon yang setimpal atas tindakan sepihak yang dilakukan UEA.
Keputusan Uni Emirat Arab yang menyetujui normalisasi hubungan bersama Israel menjadi sensasi international, terutama untuk negara-negara Arab penentang penjajahan Israel di Tanah Palestina. Turki yang meskipun bukan Negara Arab berjanji akan melindungi sesama Umat Islam di Palestina seperti apa yang dilakukan Kesultanan Otoman di zamannya.
2. Tindakan Uni Emirat Arab tidak bisa dimaafkan
Editor’s picks
Timur Tengah dan dunia seperti tidak percaya setelah Uni Emirat Arab memilih normalisasi hubungan untuk membantu Tepi Barat, Palestina, dari ancaman aneksasi Israel. Kementerian Luar Negeri Turki mencap aksi yang dilakukan UEA sebagai tindakan yang tidak bisa dimaafkan dan hanya sebuah "perilaku munafik" yang ditunjukkan Uni Emirat Arab ke mata dunia, dilansir ArabNews.
Normalisasi hubungan bersama Israel yang dilakukan Uni Emirat Arab membuat negara ini menjadi Negara Arab ketiga setelah Mesir dan Yordania, dimana mereka terlebih dahulu melakukan hal yang sama sebagai hasil selesainya Perang Arab-Israel.
Republik Turki yang tidak bergabung dengan Koalisi Liga Arab sebenarnya sudah memiliki hubungan diplomatik dan dagang bersama Israel sejak lama. Namun, dikarenakan sempat terjadinya gesekan akibat pembunuhan 10 Aktivis Turki oleh Militer Israel di Gaza pada tahun 2010, masalah itu sangat mempengaruhi hubungan keduanya.
3. Ketidakpastian di Timur Tengah
Isu Palestina dan Israel biasanya sering menjadi topik pembahasan yang paling gencar diperhatikan Negara Arab di Timur Tengah. Dilaporkan Jerusalem Post, hal tersebut menurut Kementerian Luar Negeri Turki sudah mulai ditinggalkan karena banyak Negara Arab yang mengalihkan kepentingan mereka ke ancaman Iran sebagai prioritas baru.
Berubahnya haluan kepentingan Negara Arab dalam situasi geopolitik Timur Tengah yang bersifat dinamis, membuat wilayah tersebut sangat sulit menjamin dan fokus menyelesaikan satu masalah sebelum masuk ke masalah lainnya. Sekarang dengan perjanjian damai UEA-Israel yang dicap "pengkhianatan" oleh Turki dan Palestina, isu pembebasan Palestina kembali muncul sebagai perhatian dunia internasional dan Negara Arab di Timur Tengah.
Baca Juga: Mengenal Kota Beirut, Pernah Dijuluki Parisnya Timur Tengah
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.