5 Negara Ini Siap Menampung Gelombang Pengungsi Afghanistan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Takluknya Afghanistan oleh Taliban menyebabkan terjadinya eksodus besar-besaran dari negara tersebut. Ribuan pengungsi berebutan meninggalkan Afghanistan sejak negara itu, jatuh ke tangan Taliban.
Warga Afghanistan sebenarnya sudah mulai mengungsi ketika pemerintah dan militer mereka terlihat tidak bisa berbuat apa-apa sejak Amerika Serikat mengumumkan penarikan penuh prajuritnya. Kini, Warga Afghanistan terus mencari suaka demi menyelamatkan diri pasca-Taliban mengambil alih kekuasaan.
Badan Pengungsi PBB berharap agar sejumlah negara tetangga bisa membuka wilayah perbatasan untuk warga Afghanistan, dilansir Hindustan Times. Warga Afghanistan mendapat cukup perlindungan menyusul krisis politik yang terjadi pasca-Taliban berkuasa.
Meskipun begitu, dengan satu-satunya jalur evakuasi yang tersedia hanya melalui bandara di Kota Kabul, tidak semua orang dapat diselamatkan. Sebagian besar warga Afghanistan tidak bisa meninggalkan negara itu melalui jalur reguler.
AS sendiri berjanji akan menyediakan visa imgran khusus bagi 80 ribu pengungsi asal Afghanistan. Hal serupa juga mulai diikuti secara bertahap oleh negara anggota NATO lainnya yang memang terlibat di Afghanistan tersebut.
Berikut adalah negara-negara yang dikabarkan siap menampung ribuan hingga puluhan ribu pengungsi Afghanistan.
Baca Juga: Melacak Asal Dana dan Persenjataan Taliban
1. Tajikistan
Sebagai salah satu negara yang berbatasan langsung dengan Afghanistan, pemerintah Tajikistan menyatakan siap menerima pengungsi dari negara tetangganya tersebut. Kesiapan ini mereka tunjukkan sejak Juli 2021 Tajikistan sudah hampir merampungkan kamp-kamp pengungsi di beberapa provinsi yang berbatasan langsung dengan Afghanistan.
Dikutip dari RFE/RL, Wakil Ketua Komite Bencana dan Pertahanan Sipil Tajikistan, Imomali Ibrohimzoda, menjelaskan Tajikistan siap menampung hingga 100 ribu pengungsi asal Afghanistan. Namun, apabila jumlah pengungsi di negara mereka melebihi kapasitasnya, Tajikistan akan langsung meminta bantuan internasional.
Menurut informasi yang beredar, Tajikistan telah menyiapkan Provinsi Khatlon dan Provinsi Gorno-Badakhshan sebagai dua provinsi utama yang akan menampung pengungsi Afghanistan. Dua gudang makanan untuk pengungsi juga sudah mulai dibangun sejak beberapa bulan lalu di Provinsi Khatlon.
Walaupun Tajikistan memang terlihat membuka pintu negara mereka, tetapi banyak berita yang menunjukkan bahwa pemerintah Tajikistan selalu memulangkan setiap warga Afghanistan yang mengungsi.
Setidaknya pada Juli 2021, terdapat informasi yang menyebutkan Tajikistan mengembalikan sekitar 1.600 pengungsi asal Afghanistan ke negaranya. Warga Afghanistan itu masuk ke Wilayah Tajikistan untuk berlindung dari pertempuran yang sedang terjadi antara militer Afghanistan dan Taliban saat itu di sekitar perbatasan.
2. Inggris
Bersama Amerika Serikat, militer Inggris menginjakkan kakinya kembali ke Afghanistan pada awal invasi di November 2001. Keterlibatan Inggris di Afghanistan sendiri sudah banyak terekam sejarah dengan dua kali invasi Afghanistan pada dekade-dekade sebelumnya.
Namun pada 2001, kedatangan Inggris bukan untuk ekspansi melainkan operasi antiteror. Inggris telah melibatkan banyak penerjemah serta pejabat nontempur asal Afghanistan.
Editor’s picks
Kini, dengan selesainya operasi militernya bersama pasukan sekutu di Afghanistan, Inggris tengah mengupayakan evakuasi warga sipil dan personel Afghanistan, yang telah banyak membantu mereka.
Dilaporkan Euronews, pemerintah Inggris pada Rabu (18/8/2021), memutuskan untuk menampung sekitar 20 ribu pengungsi asal Afghanistan dalam beberapa tahun ke depan. Menurut Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, untuk tahun ini, Inggris menargetkan 5.000 pengungsi Afghanistan dengan kategori riskan, seperti perempuan, anak-anak, dan penganut agama minoritas.
Baca Juga: Negara-Negara yang Pernah Bercokol di Afghanistan, Bikin Perang Besar
3. Kanada
Sama halnya dengan Inggris dan AS, militer Kanada ikut terlibat dalam operasi tempur dan antiteror di Afghanistan. Kanada yang telah lama menjadi sekutu AS, baik secara langsung maupun melalui Pakta Pertahanan NATO, mendukung penuh invasi militer AS ke Afghanistan pada 2001.
Meskipun militer Kanada sudah menyelesaikan misinya di Afghanistan pada 2011 dan menarik seluruh pasukannya sejak 2014, namun mereka telah melibatkan ribuan penerjemah dan pejabat nontempur asal Afghanistan.
Sekarang dengan kondisi Afghanistan yang semakin memburuk, pemerintah Kanada akhirnya berkomitmen untuk menampung sekitar 20 ribu pengungsi Afghanistan, khususnya yang telah mengabdi bersama Kanada, seperti dilansir dari Reuters. Saat ini, pesawat militer Kanada tengah mempercepat proses evakuasi warga Kanada, personel kedutaan, dan warga Afghanistan di Bandara Kabul.
4. Qatar
Tidak seperti negara-negara yang disebut sebelumnya, Qatar memang tidak terlibat dalam segala bentuk operasi militer di Afghanistan. Namun, kedekatan mereka dengan AS membuat Qatar telah berperan menjamu pemerintah Afghanistan dan Taliban saat bernegosiasi.
Dengan begitu, Qatar dikabarkan akan membuka pintu negaranya untuk warga Afghanistan. Melansir CNN, satu hari sebelum Kabul, takluk oleh Taliban, Qatar disebut sepakat untuk menampung 8.000 pengungsi asal Afghanistan setelah bernegosiasi panjang dengan AS.
Pengungsi-pengungsi ini sebenarnya merupakan warga Afghanistan yang merupakan bagian dari tanggung jawab AS. Namun karena Washington tidak bisa secara langsung menerima semua pengungsi asal Afghanistan, mereka membutuhkan bantuan dari negara-negara sahabatnya untuk menampung sementara waktu.
Baca Juga: Hidupkan Ekonomi, Taliban Minta Warga Afghanistan Bekerja Lagi
5. Uganda
Menjadi salah satu negara yang sudah menampung sangat banyak pengungsi, tidak membuat Uganda menolak permintaan khusus dari AS. Lepasnya Afghanistan ke Taliban dan meningkatnya arus pengungsi dari negara tersebut, memaksa AS untuk membuat kesepakatan khusus dengan Uganda.
Dikutip dari VOA, pemerintah Uganda menyatakan siap menerima 2.000 pengungsi asal Afghanistan atas permintaan langsung AS. Menurut pemerintah Uganda, setidaknya 500 orang akan segera didatangkan dari Afghanistan maupun daerah lainnya sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat bersama AS.
Nantinya, pemerintah Uganda akan menunggu informasi lebih lanjut dari Washington mengenai nasib 2.000 pengungsi asal Afghanistan yang akan berlindung di Uganda.