Melihat Akar Permusuhan ISIS-K vs Taliban: Khilafah Lawan Imarah Islam

Bom Kabul merupakan tanda kebangkitan ISIS-K

Jakarta, IDN Times - Konflik di Afghanistan tidak hanya berfokus atas keberhasilan ekspansi Taliban. Di tengah kondisi yang semakin menantang, aktor lain yang telah lama hilang dari permukaan kembali muncul, yaitu Islamic State-Khorasan (ISIS-K) atau Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) cabang Afghanistan. 

Dikutip dari Reuters, kebangkitan ISIS-K di Afghanistan diawali dengan serangan bom bunuh diri dan aksi penembakan yang menewaskan puluhan orang di sekitar Bandara Hamid Karzai, Kabul pada Kamis (26/8/2021). 

Sebelumnya, intelijen Barat telah mewanti-wanti ancaman serius dari ISIS-K yang disebut-sebut akan segera bangkit dari kuburnya, setelah dalam beberapa tahun terakhir mereka dilemahkan oleh Taliban dan militer Amerika Serikat (AS).

Padahal keduanya sama-sama kelompok militan Islam dan mengklaim beraliran sunni, tapi kenapa Taliban dan ISIS-K tidak pernah akur? Berikut IDN Times ulas alasan-alasannya. 

1. ISIS sebut kekuasaan Taliban di Afghanistan tidak sah

Melihat Akar Permusuhan ISIS-K vs Taliban: Khilafah Lawan Imarah IslamIlustrasi ISIS, Teroris (IDN Times/Arief Rahmat)

Permusuhan antara ISIS-K dengan Taliban dimulai sejak enam tahun lalu, ketika ISIS-K dideklarasikan di Afghanistan berkat dukungan ISIS pusat di Suriah dan Irak. Kehadiran ISIS-K ternyata secara langsung menantang otoritas Taliban yang mereka anggap tidak sah menguasai Afghanistan.

Melalui video dan informasi propaganda, ISIS-K mendiskreditkan bahkan menuduh Taliban hanya mendukung kepentingan intelijen Pakistan yang dikenal dengan nama Inter-Services Intelligence (ISI), seperti dilansir dari BBC.

Merasa dipermalukan oleh ISIS-K, Taliban melalui surat terbuka yang ditujukan kepada ISIS menyatakan bahwa mereka tidak takut apabila terpaksa berperang demi mempertahankan kejayaannya di Afghanistan.

Tidak lama setelah itu, juru bicara ISIS Abu Muhammad al-Adnani menyatakan, Taliban telah melakukan kejahatan agama, oleh sebab itu ISIS menyatakan perang total terhahadap Taliban hingga hari ini.

Baca Juga: AS Peringatkan Ancaman Teroris ISIS-K di Afghanistan, Apa Itu?

2. Satu pihak berjihad untuk dunia, satu pihak berjihad untuk Afghanistan

Melihat Akar Permusuhan ISIS-K vs Taliban: Khilafah Lawan Imarah IslamSeorang tentara anak yang direkrut ISIS sedang melancarkan sebuah serangan di Afrika Barat. twitter.com/CalibreObscura

Baik Taliban dan ISIS-K memiliki pandangan yang berbeda dan tidak sejalan terkait perjuangan mereka di Afghanistan. Meskipun keduanya mengaku sebagai penganut sunni, namun hal itu tidak membuat mereka sepaham satu sama lain.

ISIS-K yang merupakan cabang ISIS di Afghanistan berpegang teguh dengan ideloginya yang harus mengislamkan seluruh dunia melalui jihad. Sedangkan Taliban menegaskan jika mereka hanya berjihad untuk membebaskan Afghanistan dari penjajah asing dan mendeklarasikan Negara Emirat Islam Afghanistan.

Perbedaan mencolok yang dimiliki Taliban memang sudah menjadi pegangan mereka sejak dulu, di mana pejuang Taliban hanya ingin menguasai Afghanistan bukan dunia. 

Selain itu, ISIS-K dan Taliban memiliki perbedaan dalam aliran sunninya. Taliban menganut paham Hanafi, sedangkan ISIS memganut salafi atau wahabi. Perbedaan pandangan itu melanggengkan permusuhan antara keduanya di Afghanistan. 

Baca Juga: Kabul Dibom ISIS-K, Presiden Joe Biden: Evakuasi Tetap Berlanjut

3. Banyak Pejuang Taliban membelot ke ISIS-K

Melihat Akar Permusuhan ISIS-K vs Taliban: Khilafah Lawan Imarah IslamIlustrasi Taliban (ANTARA FOTO/REUTERS/Parwiz)

Permasalahan serius yang harus dihadapi Taliban ketika ISIS-K pertama kali datang ke Afghanistan adalah pembelotan. Sepanjang konflik di Afghanistan, Taliban membutuhkan setiap pejuang mereka untuk bertempur di garis depan. Tetapi, dengan kehadiran ISIS-K, banyak pejuang Taliban yang membelot. 

BBC juga melaporkan, ketika ISIS-K mendeklarasikan diri pada 2015, mereka berjanji akan memberi gaji 500 dollar AS (sekitar Rp7,2 juta) setiap bulan kepada siapa saja yang bergabung, termasuk pejuang dan komandan Taliban. 

Taktik itu terbukti berhasil, sebagaimana beberapa komandan tinggi Taliban membelot ke ISIS-K pada periode 2015-2016. 

Menghadapi krisis pembelotan, ulama Taliban pun mengeluarkan fatwa yang mencap ISIS beserta pahamnya sebagai hal yang terlarang dan seluruh pejuang Taliban diizinkan berperang melawan mereka. 

Kokohnya persatuan Taliban akhirnya membuat ISIS-K benar-benar keok, hingga terpaksa mengubur mimpinya di Afghanistan. Namun, seiring kemunculan kembali ISIS-K, untuk saat ini dunia hanya bisa mengandalkan Taliban agar dapat benar-benar membersihkan kelompok tersebut dari Afghanistan.

Di sisi lain, Taliban juga berjanji tidak akan membiarkan Afghanistan jatuh ke tangan kelompok teror.

Baca Juga: Masih Ada Empat WNI yang Memilih Tetap Bertahan di Afghanistan

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya