Profil Ahmad Massoud, Pemimpin Gerakan Lembah Panjshir Melawan Taliban

Afghanistan belum sepenuhnya ditaklukkan Taliban

Jakarta, IDN Times - Pemimpin gerakan anti-Taliban di Lembah Panjshir, Ahmad Massoud, akhirnya menyatakan pada menerima segala bentuk negosiasi damai bersama Taliban Minggu (5/9/2021). Taliban mengklaim telah menguasai wilayah yang menjadi basis oposisi, Front Perlawanan Nasional (NRF), itu usai pertempuran intens selama beberapa hari. 

Seiring kenyataan mayoritas kawasan Afghanistan ditaklukkan Taliban, termasuk Kabul, Ahmad Massoud memindahkan NRF ke Lembah Panjshir dikutip dari Foreign Policy. Koalisi anti-Taliban ini menjadi satu-satunya pemberontakan bersenjata paling efektif yang melawan Taliban.

Nama Ahmad Massoud mulai dikenal publik karena kemiripan paras wajah dengan ayahnya sang pahlawan nasional Afghanistan atau Sang Singa Panjshir, yakni Ahmad Shah Massoud. Ahmad Massoud lahir di utara Afghanistan pada 1989, ketika Uni Soviet mulai menarik diri.

Dia dilahirkan di keluarga legendaris, dengan seorang ayah yang menjadi tokoh perjuangan melawan Soviet dan Taliban. Hal itu juga membuat dirinya terpanggil untuk melanjutkan estafet perlawanan. 

Berikut adalah profil anak dari Singa Panjshir, harapan terakhir gerakan anti-Taliban di Afghanistan. 

1. Mendapat pelatihan akademi militer di Inggris

Profil Ahmad Massoud, Pemimpin Gerakan Lembah Panjshir Melawan TalibanAkademi Militer Kerajaan Sandhurst di Inggris. twitter.com/MohamedBinZayed

Siapa sangka sebelum mendapat gelar magister dari City University of London, ternyata Ahmad Massoud pernah ditempa di sebuah akademi militer. Melansir AP, setelah lulus sekolah di Iran, Massoud pindah ke Inggris dan langsung mendaftar sebagai taruna Akademi Militer Kerajaan Sandhurst pada 2012.

Lulus dari Akmil, Massoud melanjutkan studinya untuk mendapatkan gelar magister di City University of London, dengan jurusan politik internasional.

2. Kembali ke Afghanistan sejak tahun 2016

Profil Ahmad Massoud, Pemimpin Gerakan Lembah Panjshir Melawan TalibanAhmad Massoud (kiri) dan Ahmad Shah Massoud (kanan). twitter.com/AkbarMohmand2

Tepat setelah kelulusannya dari City University of London, Massoud yang sudah mulai semakin dikenal luas oleh masyarakat Afghanistan memutuskan kembali ke negaranya. Pada 2016, Massoud tiba di Afghanistan dan langsung beradaptasi dengan budaya lokal meski telah belasan tahun tidak pernah pulang ke tanah airnya, seperti dilansir France24

Beberapa tahun kemudian, Massoud mendirikan NRF pada 2019. Kelompok itu dibentuk sebagai respons atas melemahnya kekuatan pemerintah dan militer Afghanistan dalam melawan Taliban. NRF kemudian menjadi ujung tombak perlawanan anti-Taliban terakhir yang dimiliki Afghanistan.

Baca Juga: Fakta-Fakta Lembah Panjshir yang Sulit Ditaklukkan Taliban

3. Terus mempertahankan Lembah Panjshir seperti ayahnya

Profil Ahmad Massoud, Pemimpin Gerakan Lembah Panjshir Melawan TalibanSejumlah pria bersiap bertempur melawan Taliban di Panjshir, Afghanistan, Minggu (22/8/2021). Gambar diambil Minggu (22/8/2021). ANTARA FOTO/Aamaj News Agency via REUTERS/HP.

Kejatuhan Ibu Kota Afghanistan, Kabul, pada 15 Agustus 2021, menjadi peringatan keras yang harus dihadapi Ahmad Massoud beserta NRF. Kekalahan pemerintah Afghanistan melawan Taliban membuat Massoud mundur ke Lembah Panjshir untuk memperkuat dan memberikan perlawanan terakhir terhadap Taliban di sana.

Dilaporkan Reuters, Lembah Panjshir merupakan salah satu wilayah yang paling sulit ditaklukkan oleh Uni Soviet ketika invasinya. Begitu juga yang dirasakan Taliban ketika Perang Saudara Afghanistan berkecamuk. Keberhasilan ayah Massoud, Ahmad Shah Massoud, bersama pejuang-pejuangnya mempertahankan Lembah Panjshir meyakinkan Massoud untuk melakukan hal serupa seperti apa yang telah dilakukan ayahnya.

Baca Juga: 3 Petinggi Taliban yang Jadi Calon Terkuat Pemimpin Afghanistan

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya