Ilustrasi taman hiburan. (Unsplash.com/Marcell Viragh)
Seorang pelatih kebugaran wanita di Kabul mengatakan, wanita dan pria tidak berolahraga bersama di pusat kebugaran tempat dia bekerja. Dia menganggap Taliban berbohong.
Wanita itu mengungkap bahwa dua pria dari Kementerian Kebajikan telah datang ke tempatnya dan membuat semua wanita pergi.
“Para wanita ingin memprotes (penutupan) gym, tetapi Taliban datang dan menangkap mereka. Sekarang kita tidak tahu apakah mereka hidup atau mati," katanya.
Di sisi lain, juru bicara kepolisian Kabul, Khalid Zadran, mengaku tidak tahu soal penggerebakan tersebut.
Sodaba Nazhand, aktivis hak-hak perempuan yang berbasis di Kabul, mengatakan bahwa pembatasan Taliban membuat banyak perempuan bertanya apa lagi yang bisa mereka lakukan di Afghanistan.
“Ini bukan hanya larangan bagi perempuan, tetapi juga untuk anak-anak ke taman dengan ibu mereka. Sekarang anak-anak juga dilarang pergi ke taman. Ini sangat menyedihkan dan tidak adil," kata Nazhand.
“Ini adalah contoh lain dari penghapusan sistematis dan berkelanjutan Taliban terhadap perempuan dari kehidupan publik. Kami menyerukan kepada Taliban untuk mengembalikan semua hak dan kebebasan bagi perempuan dan anak perempuan," tutur Alison Davidian, perwakilan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa di Afghanistan untuk perempuan.