Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kedutaan Jerman Sebut Stafnya ke Markas FPI atas Inisiatif Pribadi

Ilustrasi bendera Jerman dan Uni Eropa di depan gedung kedutaan (www.twitter.com/@KedubesJerman)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Luar Negeri mengaku telah berkomunikasi dengan Kuasa Usaha Ad-Interim (KUAI) Kedutaan Jerman di Jakarta.  Mereka meminta klarifikasi mengenai kunjungan salah satu pegawainya ke markas Front Pembela Islam (FPI).

Juru bicara Kemenlu, Teuku Faizasyah menjelaskan komunikasi itu terjadi dalam bentuk pertemuan tatap muka di kantor Kemlu. Dikonfirmasi pada Senin pagi (21/12/2020), Faiza mengatakan sebelum pertemuan dilakukan, KUAI itu wajib menjalani tes usap.

Melalui keterangan tertulis, Kepala Perwakilan Kedubes Jerman itu mengaku, salah satu stafnya mendatangi markas FPI di area Petamburan, Jakarta Pusat. Tetapi, Kedutaan Jerman tak pernah memberikan instruksi untuk mengunjungi markas ormas Islam tersebut. 

"Kepala perwakilannya menyatakan keberadaan staf mereka di tempat tersebut dan pertemuan yang dilakukan adalah atas dasar inisiatif pribadi tanpa mendapatkan perintah dari pimpinan kedutaan," kata dia. 

Kepala perwakilan Kedutaan Jerman pun meminta maaf dan menyesalkan atas kejadian tersebut. Mereka, kata Faiza, juga menegaskan insiden yang terjadi pada 17 Desember 2020 lalu itu tidak mencerminkan kebijakan pemerintah dan Kedubes Jerman. 

Lalu, apa langkah yang diambil oleh Kedutaan Jerman terhadap pegawainya itu?

1. Kedutaan Jerman putuskan memulangkan pegawainya ke Berlin

twitter.com/IFA_Berlin
twitter.com/IFA_Berlin

Menurut keterangan dari Kedutaan Jerman, usai insiden tersebut, mereka langsung memulangkan pegawainya ke Berlin untuk memberikan penjelasan kepada Kemenlu di sana.

"Ia juga diminta untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya," ujar Faiza. 

Dalam pertemuan itu, Kepala Perwakilan Kedutaan Jerman membantah semua narasi yang disampaikan oleh salah satu petinggi FPI, Munarman. Ia sempat mengatakan staf kedutaan mendatangi markas FPI untuk menyampaikan simpati dan bela sungkawa atas meninggalnya enam anggotanya.

"Kedutaan Jerman tegas menolak bahwa kedatangan staf tersebut merupakan bentuk terhadap organisasi itu," kata dia. 

Kedutaan Jerman menyampaikan tegas menyampaikan dukungan dan komitmen pemerintahnya dengan melanjutkan kerja sama bilateral bersama Indonesia khususnya dalam melawan intoleransi, radikalisme dan ujaran kebencian. 

"Kementerian Luar Negeri menuntut agar Kedubes Jerman memberikan pernyataan ke publik sebagaimana yang telah disampaikan oleh kami," bebernya.

2. FPI klaim pegawai Kedutaan Jerman juga bersimpati atas kasus hukum Rizieq Shihab

Eks Pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab (tengah) usai diperiksa di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Minggu (13/12/2020), dalam penyidikan perkara kasus dugaan pelanggaran protokol kesehatan COVID-19 terkait kerumunan di Petamburan, Tanah Abang, Jakarta, pada 14 November lalu. (ANTARA FOTO/Reno Esnir)

Sementara, dalam keterangan tertulisnya pada Minggu kemarin, Kedutaan Jerman menyebut pegawainya berkunjung ke markas FPI untuk mendapatkan gambaran soal situasi keamanan terkait rencana aksi unjuk rasa di depan Istana Negara. Sebab, pada Jumat, 18 Desember 2020, ormas tersebut menggelar aksi demonstrasi yang menuntut agar pemimpin mereka, Rizieq Shihab dibebaskan dari tahanan. 

Ketika dikonfirmasi, sekretaris FPI, Munarman mengatakan pegawai Kedutaan Jerman itu juga menyampaikan simpati atas kasus hukum yang menimpa Rizieq Shihab. Namun, ia mengaku tidak berada di kantor sekretariat FPI saat pegawai Kedutaan Jerman tersebut datang. 

 "Percakapan dilakukan antara staf Kedubes Jerman dan staf Sekretariat FPI. Pertemuan tidak berlangsung lama," ujarnya.

Ia juga menambahkan kedatangan perwakilan Kedubes Jerman itu akan memicu perhatian dunia internasional terhadap kasus tewasnya enam anggota FPI dalam bentrokan pada awal Desember lalu.

"Perhatian internasional terhadap kasus extrajudicial killing enam syuhada akan berdampak pada reputasi Indonesia di mata internasional," tutur dia lagi. 

3. Kunjungan pegawai Kedutaan Jerman dinilai bodoh dan menyebabkan blunder

Foto yang diklaim menggambarkan kunjungan pegawai Kedutaan Jerman di Jakarta ke Sekretariat FPI pada 17 Desember 2020 (Istimewa)

Sementara, guru besar hukum internasional dari Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana mengatakan tidak sepatutnya pegawai kedutaan mencari tahu tentang sesuatu dengan mendatangi langsung markas FPI. Bila memang ingin memperoleh informasi, maka seharusnya dilakukan di tempat yang netral seperti hotel atau rumah makan. 

"Ini adalah tindakan yang bodoh dari pegawai Kedutaan Jerman untuk datang ke markas FPI di era media sosial. Siapa saja tentu dapat mengambil gambar dan menunggahnya ke media sosial," kata Hikmahanto dalam keterangan tertulis pada Minggu, 20 Desember 2020. 

Ia pun menyayangkan mengapa klarifikasi soal kunjungan pegawainya itu dilakukan dalam waktu cukup lama. Sebab, foto salah satu pegawai kedutaan dan mobil dinas dengan pelat berwarna putih dan kode "CD" sudah berseliweran di media sosial sejak Jumat, 18 Desember 2020.

Foto itu kali pertama diunggah oleh akun anonim di Twitter. Sejak saat itu muncul berbagai spekulasi mengenai tujuan kunjungan pegawai kedutaan ke markas FPI. 

"Sebaiknya Duta Besar Jerman untuk Indonesia mengklarifikasi hal ini dan meminta maaf secara terbuka. Sebab, apa yang dilakukan oleh pegawai tersebut dapat merusak hubungan diplomatik Indonesia dan Jerman," tutur dia. 

Share
Topics
Editorial Team
Santi Dewi
EditorSanti Dewi
Follow Us