Jakarta, IDN Times - Dewan Penasihat Khusus untuk Myanmar (SAC-M) menerbitkan laporan yang menyebutkan perusahaan global telah membantu junta militer memproduksi senjata sendiri. Senjata itu kemudian digunakan dalam tindakan kekejaman pelanggaran hak asasi manusia terhadap rakyat Myanmar sendiri.
Setidaknya ada lebih dari 40 perusahaan di 13 negara di Asia, Eropa dan Amerika Utara yang telah membantu militer Myanmar membuat senjata di dalam negeri. Umumnya, mereka menggunakan perusahaan di Singapura sebagai perantara.
Militer Myanmar telah dikenai berbagai sanksi internasional selama beberapa dekade. Tapi produksi senjatanya tidak berhenti. Justru jumlah pabrik berlipat ganda, dan sebagian besar andilnya peningkatan itu berasal perusahaan-perusahaan global, termasuk dari Barat yang mempromosikan demokrasi.