Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pelapor HAM PBB Tuding Rusia Pasok Senjata ke Myanmar

Demo menentang kudeta junta militer di Myamar yang digelar pada 14 Februari 2021. (Wikimedia Commons/MgHla (aka) Htin Linn Aye)

Jakarta, IDN Times - Pelapor Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk HAM Myanmar Tom Andrews mengatakan bahwa senjata Rusia yang digunakan di Ukraina juga digunakan di Myanmar.

“Harus ada sanksi untuk junta dan embargo senjata ke Myanmar. Senjata yang mereka pakai dari sumber yang sama,” kata Andrews, dikutip dari Channel News Asia, Kamis (27/10/2022).

1. Junta militer Myanmar harus terus ditekan

Pemimpin junta militer Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing. (Twitter.com/ericsonmangoli)

Andrews juga meminta negara-negara anggota PBB membentuk koalisi, seperti yang mereka lakukan untuk membela Ukraina dari serangan Rusia.

“Koalisi ini harus menargetkan dan menekan junta militer Myanmar atas apa yang mereka lakukan,” tegas Andrews.

Myanmar berada di jurang krisis politik sejak kudeta militer pecah pada 1 Februari 2021 lalu dan Aung San Suu Kyi ditahan.

Beberapa pihak berpendapat bahwa Dewan Keamanan PBB pun tak bisa berbuat banyak karena China dan Rusia kemungkinan akan melindungi Myanmar.

2. Rusia mempertanyakan tuduhan tersebut

Lambang PBB di Markas Besar PBB, New York. (Instagram.com/unitednations)

Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB, Gennady Kuzmin mempertanyakaan pernyataan Andrews terkait senjata Rusia yang digunakan juga di Myanmar.

“Laporan ini sering tidak didukung oleh fakta. Anda ditunjuk sebagai Pelapor Khusus untuk Myanmar, jadi bekerjalah untuk Myanmar, bukan Ukraina,” ucap Kuzmin.

Bulan lalu, Inggris mengusulkan rancangan resolusi DK PBB kepada 15 anggota yang menuntut diakhirinya kekerasan di Myanmar dan mengancam junta militer untuk membebaskan semua tahanan politik, termasuk Aung San Suu Kyi.

Draf yang telah direvisi ini disebut sudah diedarkan ke dewan pada pekan ini. Namun tak dijelaskan kapan pemungutan suara akan digelar.

3. Malaysia juga dikecam karena mendeportasi warga Myanmar

Pihak oposisi Myanmar merasa kehilangan kepercayaan kepada ASEAN dalam mengatasi masalah krisis di Myanmar. (Twitter.com/kzy_linn)

Tak hanya itu, Andrews juga mengecam Malaysia karena mendeportasi puluhan warga Myanmar. Namun, Malaysia belum berkomentar terkait kecaman ini.

“Ini keterlaluan. Tidak dapat diterima dan merupakan pelanggaran berat terhadap hukum internasional,” pungkas Andrews.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us