Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi kecelakaan (pexels.com/mali maeder)
ilustrasi kecelakaan (pexels.com/mali maeder)

Jakarta, IDN Times - Sedikitnya tujuh orang tewas dan belasan lainnya hilang setelah kelompok bersenjata menyerang bus umum di provinsi Enga, Papua Nugini.

Serangan terjadi di distrik Lagaip pada Selasa (22/10/2024) sore. Polisi setempat, Joseph Tondop, mengatakan bahwa para pria bersenjata menyergap bus yang mengangkut lebih dari 20 penumpang, lalu melepaskan tembakan ke dalamnya.

Setelah serangan itu, sopir bus berusaha memutar balik kendaraan dan mengemudikannya menuju rumah sakit Wabag, yang berjarak sekitar 50 menit dari lokasi kejadian. Namun, ia kemudian meninggal akibat luka tembak yang dideritanya.

1. Polisi cari 17 penumpang yang masih hilang

Dilansir dari The Guardian, satu orang masih dalam kondisi kritis di Rumah Sakit Wabag dan 17 lainnya belum ditemukan. Belum jelas apakah penumpang yang hilang masih hidup, terluka, atau bersembunyi di suatu tempat.

Tondop mengatakan bahwa polisi telah melancarkan operasi pencarian penumpang yang hilang pada Rabu pagi, dimulai dari lokasi kejadian. Polisi meyakini bahwa serangan tersebut merupakan pembalasan atas kematian seorang pria yang sebelumnya dituduh terlibat dalam kegiatan penambangan ilegal.

“Polisi berusaha mengungkap fakta dan motif (di balik serangan ini). Prioritas kami adalah memastikan keselamatan publik,” kata Komandan Polisi Provinsi Enga, Fred Yakasa.

Sementara itu, warga di daerah tersebut diimbau untuk menghindari penggunaan bus umum, yang sering disebut PMV, demi keamanan.

2. Kekerasan antarsuku kerap terjadi di Enga

Enga telah menjadi pusat konflik antarsuku yang berkepanjangan. Pada September, polisi mengumumkan keadaan darurat di wilayah itu, setelah 30 orang tewas akibat kekerasan antara klan-klan yang berseteru.

Sebagian besar konflik dipicu oleh aktivitas penambangan ilegal di wilayah tersebut, yang merupakan salah satu cadangan emas terbesar di Papua Nugini.

Namun, juru bicara kepolisian Papua Nugini, Mark Karambi, mengatakan bahwa serangan pada Selasa terjadi di luar wilayah yang dinyatakan dalam keadaan darurat. Penyelidikan awal menunjukkan bahwa kekerasan tersebut melibatkan suku-suku yang berbeda dari kelompok yang melakukan kekerasan pada Agustus dan September.

3. Warga minta pemerintah kerahkan lebih banyak personel keamanan

Seorang warga di kota Porgera mengungkapkan, masyarakat setempat merasa ketakutan usai mengetahui tentang penembakan tersebut. Menurut mereka, serangan semacam itu menandakan dimulainya perang suku yang baru.

"(Sekarang) setiap orang yang tidak bersalah yang sedang bepergian bisa saja dibunuh sebagai pembalasan," ujarnya.

Ia pun mendesak pemerintah untuk mengirim lebih banyak personel keamanan ke provinsi tersebut

"Surunki (di mana insiden terjadi) berada di bawah Distrik Lagaip, dan keadaan darurat saat ini hanya dinyatakan di distrik Porgera Paiela. (Pemerintah) perlu menyatakan keadaan darurat untuk Distrik Lagaip agar kami bisa memiliki pasukan keamanan di kedua distrik, karena keduanya merupakan jalur penting menuju dan keluar dari Porgera," tuturnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorFatimah