Perang Rusia-Ukraina Diprediksi Berakhir jika Trump Menang Pemilu

Jakarta, IDN Times – Mantan Menteri Luar Negeri (Menlu) Inggris, David Owen, memprediksi konflik Rusia dan Ukraina bakal berakhir Donald Trump memenangkan Pemilu Amerika Serikat (AS).
”Jika Trump kembali, tidak diragukan lagi dia akan mencoba menyelesaikan perang Ukraina dan memperbaiki hubungan pribadi dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin,” katanya, pada Selasa (22/10/2024), dikutip dari Al Jazeera.
Owen menambahkan, seandainya Trump kalah, maka Kamala Harris dari Partai Demokrat akan tetap bernegosiasi dengan Putin. Namun, ia tak akan menempatkan posisi AS secara langsung, sementara Trump akan melakukan sebaliknya.
1. Perang akan berakhir dengan pencaplokan wilayah Ukraina

Owen mengatakan, berhadapan dengan Putin adalah hal yang sangat sulit dan butuh kehati-hatian. Ia menyebut Putin kemungkinan masih akan memimpin hingga 15 tahun lagi.
”Kita harus memperlakukannya dengan hormat dalam negosiasi dan saya yakin kita dapat memulihkan hubungan tersebut,” tambahnya.
Menurutnya, Barat maupun Rusia telah salah menilai situasi dalam perang tersebut. Namun, perang diyakini akan berakhir dengan skenario di mana beberapa wilayah Ukraina akan dicaplok oleh Rusia.
Owen mengharapkan adanya upaya negosiasi antara kedua pihak yang berkonflik terkait perbatasan. Ia juga berharap agar kerja sama bisa kembali terjalin antara Rusia dan Ukraina.
2. Semakin cepat perdamaian, semakin baik

Owen juga mengharapkan agar perdamaian kedua negara bisa segera tercapai. Menurutnya, semakin cepat hal tersebut, semakin baik bagi kedua negara.
Mantan Menlu yang kini berusia 86 tahun itu berharap, negara-negara Barat dan Rusia bisa saling mengunjungi kembali.
“Saya ingin percaya bahwa sebelum saya meninggal, saya dapat kembali ke Rusia dan berbicara dengan teman-teman lama dan kritikus serta berinteraksi dengan mereka,” ungkapnya.
3. Konflik masih akan terus berlanjut

Analis politik di University College London, Mark Galeotti, memprediksi perang antara Rusia dan Ukraina kemungkinan masih akan berlangsung selama beberapa tahun mendatang.
Ia menyebut, tak adanya pihak yang cukup kuat untuk mengalahkan satu dengan yang lain menjadikan konflik ini terus berkecamuk. Terlebih lagi, pasokan senjata Barat yang tak ada habisnya ke Ukraina menyebabkan konflik ini semakin berkepanjangan.
“Pada akhir tahun ini, kita akan mulai melihat produksi amunisi Eropa benar-benar mulai serius,” tuturnya kepada Radio Free Europe pada 15 Juni 2024.
Sejalan dengan Owen, Galeotti juga menyebut bahwa Ukraina jelas akan mengalami kekalahan dalam konflik ini. Kekalahan yang dimaksud bukan hanya sekadar takluknya Kiev, tetapi hilangnya wilayah-wilayah Ukraina setelah dicaplok oleh Moskow.
“Kekalahan Ukraina akan berarti bahwa Rusia mengambil alih sebagian wilayah negara itu, memberlakukan batasan politik tertentu untuk menundukkan sisanya. Namun, itu adalah skenario terburuk,” kata dia.