Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kelompok Houthi di Yaman akan dimasukkan dalam daftar teroris oleh AS. Ilustrasi (twitter.com/Arab News)

Washington, IDN Times – Yaman adalah salah satu negara di Timur Tengah paling parah terdampak dalam konflik perang saudara. Konflik telah terjadi selama bertahun-tahun dan mengakibatkan ratusan ribu orang mengungsi serta ancaman kelaparan selalu mengintai.

Salah satu kelompok yang dianggap menjadi dalang dalan konflik di negara tersebut adalah kelompok Houthi atau nama resminya Ansharallah. Kelompok ini mulai eksis pada tahun 1990-an. Amerika Serikat dan sekutu telah menuduh bahwa kelompok itu didukung oleh Iran.

Kini, pemerintah Donald Trump yang sudah berada di ujung jabatan, secara mengejutkan telah memasukkan kelompok Houthi sebagai salah satu organisasi teroris di dunia. Hal itu akan menyebabkan berbagai dampak buruk, seperti kelaparan yang semakin merajalela dan nasib kemanusiaan yang kian sengsara.

1. Mencegah aktivitas "jahat" Iran

Mike Pompeo (kiri). (instagram.com/mikepompeo86)

Ketegangan antara Donald Trump dan Iran semakin meruncing ketika Jendral Qaseem Soleimani dibunuh di Irak dengan menggunakan pesawat nirawak. Pembunuhan jendral yang dihormati di Iran tersebut mengakibatkan hubungan antara Amerika Serikat dan Iran diambang perang.

Kini, di masa-masa akhir pemerintahan Donald Trump, ada berbagai manuver yang dilakukan, baik secara diplomatik atau pun secara politis untuk semakin mengunci dan memberikan tekanan maksimum kepada Iran.

Melansir dari laman NPR, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo mengatakan bahwa Amerika Serikat ingin “mencegah aktivitas jahat lebih lanjut (yang dilakukan) oleh rezim Iran” (11/1). Dalam pandangan politik luar negeri pemerintahan Trump, Iran adalah “penjahat” dan segala aktivitas dukungan Iran terhadap kelompok-kelompok di luarnya dianggap sebagai tindakan terorisme.

Amerika Serikat telah menuduh kelompok Houthi melakukan berbagai rangkaian serangan mematikan di Yaman dan Timur Tengah. Iran dianggap sebagai salah satu sponsor utama Houthi sehingga “jika Ansharallah tidak berperilaku sebagai organisasi teroris, kami tidak akan menunjuknya (sebagai teroris)” kata Pompeo melanjutkan.

2. Rintangan bantuan internasional

Yaman bergantung bantuan dari luar untuk mendapatkan makanan. (twitter.com/Yemen Relief and Reconstruction Foundation)

Kelompok Houthi memiliki nama resmi Ansharallah. Kelompok tersebut dipimpin oleh tiga tokoh terkemuka yang masing-masing bernama Abdul Malik al-Houthi, Abd al Khaliq Badr al-Din al-Houthi, dan Abdullah Yahya bin al-Hakim.

Ketika pemerintahan Amerika Serikat lewat Donald Trump memasukkan kelompok tersebut dalam daftar teroris, maka hal itu akan menyebabkan berbagai masalah baru, seperti dampak buruk bagi kemanusiaan di Yaman.

Penetapan label organisasi teroris itu akan dilakukan pada hari terakhir Donald Trump menjabat, sehari sebelum pelantikan Joe Biden menjadi Presiden AS ke 46. Beberapa kelompok bantuan mendesak Biden untuk membatalkan label teroris itu karena akan menyebabkan masalah kemanusiaan yang lebih besar.

Juru bicara PBB, Stephane Djuarric mengatakan bahwa operasi kemanusiaan PBB sangat besar sudah dilakukan dan keputusan Trump “kemungkinan besar akan berdampak serius pada kemanusiaan dan politik” katanya seperti dilansir dari laman Associated Press (11/1).

Makanan di Yaman hampir 90 persen didapatkan dari impor. Kondisi negeri tersebut sudah hampir kelaparan. Pelabelan organisasi teroris pada kelompok Houthi akan menjadikan penduduk Yaman semakin menderita.

3. Vandalisme diplomatik

David Miliband menganggap keputusan pemerintahan Trump adalah vandalisme diplomatik. (instagram.com/thestmagazine)

Keputusan Trump telah membuat banyak kelompok kemanusiaan cemas. Bahkan dua tokoh dari Partai Republik, prihatin dengan keputusan tersebut. Senator Jim Risch dan Michael McCaul, keduanya berasal dari Republik, berpendapat bahwa keputusan itu akan berdampak menghancurkan kemanusiaan.

Melansir dari laman The Guardian, kepala eksekutif Ketua Penyelamat Internasional, David Miliband, menyebut keputusan pemerintahan Donald Trump untuk memberi label teroris kepada kelompok Houthi adalah sebuah tindakan “vandalisme diplomatik murni” (11/1).

Menurut Davil Miliband, mantan Menter Luar Negeri Inggris tersebut, hal terakhir bagi rakyat Yaman adalah gangguan lebih lanjut atas bantuan arus ekonomi. Yang dibutuhkan adalah tekanan efektif pada semua pihak untuk berhenti menggunakan warga sipil sebagai sandera dalam permainan perang yang dilakukan.

Direktur Dewan Pengungsi Norwegia untuk Yaman, Mohamed Abdi, menilai langkah Amerika Serikat akan melumpuhkan lembaga bantuan menanggapi situasi yang sudah mengerikan di Yaman.”Mengirimkan makanan dan obat-obatan ke Yaman akan menjadi lebih sulit” katanya menjelaskan.

Konflik di Yaman telah menewaskan lebih dari 100.000 orang. Konflik juga menyebabkan sebagian besar dari 30 juta penduduk Yaman bergantung pada bantuan untuk bertahan hidup. PBB pernah mengatakan bahwa konflik yang ada di Yaman adalah konflik kemanusiaan terburuk di dunia pada abad modern.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorPri Saja