Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi serangan penembakan (unsplash.com/Maxim Hopman)
ilustrasi serangan penembakan (unsplash.com/Maxim Hopman)

Jakarta, IDN Times - Kelompok militan menyerang sebuah masjid di barat daya Niger pada Jumat (21/3/2025), menyebabkan sedikitnya 44 orang tewas dan 13 lainnya terluka.

Kementerian Dalam Negeri Niger mengatakan bahwa serangan terjadi di desa Fonbita di komune pedesaan Kokorou pada sore hari. Kelompok bersenjata menyerbu masjid saat warga sedang menunaikan salat berjamaah.

“Para teroris bersenjata lengkap mengepung masjid untuk melakukan pembantaian dengan kebrutalan yang tidak biasa,” kata kementerian, seraya menambahkan bahwa pelaku juga membakar pasar dan rumah-rumah warga.

1. Empat orang kritis

Pasukan keamanan segera dikerahkan ke lokasi kejadian usai serangan tersebut. Dari 13 orang yang terluka, empat di antaranya dilaporkan kritis. Pihak berwenang berjanji akan memburu para pelaku dan menyerat mereka ke pengadilan.

Untuk menghormati para korban, pemerintah Niger mengumumkan masa berkabung nasional selama 3 hari mulai Sabtu (22/2/2025). Bendera akan dikibarkan setengah tiang di seluruh negeri, sementara acara publik diperkirakan berlangsung dalam suasana duka, dilansir dari Anadolu.

2. Serangan diduga dilakukan oleh kelompok afiliasi ISIS

Sejauh ini, belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Namun, kementerian pertahanan menuduh Islamic State in the Greater Sahara (ISGS), yang berafiliasi dengan ISIS, sebagai dalangnya.

EIGS belum memberikan tanggapan atas tuduhan tersebut. Adapun serangan-serangan sebelumnya di Niger diklaim dilakukan oleh kelompok-kelompok afiliasi Al-Qaeda.

Dilansir dari Al Jazeera, pemerintahan militer Niger sering terlibat pertempuran dengan kelompok bersenjata di wilayah tersebut. Warga sipil kerap menjadi korbannya.

Menurut database ACLED, sebuah organisasi nonpemerintah yang menyediakan data lokasi dan peristiwa konflik bersenjata, sedikitnya 2.400 orang telah terbunuh di Niger sejak Juli 2023.

3. Konflik di Sahel tewaskan ratusan ribu orang

Di wilayah Sahel, ratusan ribu orang tewas dan jutaan lainnya mengungsi akibat serangan kelompok bersenjata terhadap kota, desa, dan pos keamanan pemerintah.

Kegagalan pemerintah memulihkan keamanan berkontribusi terhadap dua kudeta di Mali, dua di Burkina Faso, dan satu di Niger antara 2020 dan 2023. Hingga kini, ketiga negara tersebut masih berada di bawah pemerintahan militer meskipun mendapat tekanan regional dan internasional untuk menyelenggarakan pemilu.

Sejak kudeta, pihak berwenang telah beralih dari sekutu tradisional Barat dan mencari dukungan militer dari Rusia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorFatimah