Pimpinan ISIS Irak-Suriah Tewas Dibunuh Operasi Gabungan AS

Jakarta, IDN Times – Pimpinan ISIS di Irak dan Suriah, Abdallah Maki Mosleh Al Rifai, dinyatakan tewas dalam operasi intelijen gabungan Amerika Serikat (AS) dan Irak, Jumat (14/3/2025).
Kematiannya dikonfirmasi langsung oleh Perdana Menteri Irak, Mohammed Shia Al Sudani. Dalam keterangannya, ia membeberkan bahwa pentolan ISIS tersebut merupakan salah satu tokoh teroris yang paling berbahaya di dunia.
"Rakyat Irak melanjutkan kemenangan mengesankan mereka atas kekuatan kegelapan dan terorisme," kata Al Sudani, dilansir CNN.
Al Rifai atau yang juga dikenal sebagai Abu Khadijah merupakan wakil khalifah dalam organisasi itu. Berita kematiannya menjadi angin segar di tengah kekhawatiran negara Teluk terkait kebangkitan ISIS.
1. Perdamaian melalui kekuatan

Seorang pejabat keamanan mengungkap, operasi itu dilakukan melalui serangan udara di provinsi Anbar, di Irak bagian barat. Operasi itu dilakukan pada Kamis malam, tetapi Al Rifai dikonfirmasi tewas pada Jumat.
Presiden AS, Donald Trump, turut menanggapi tewasnya Al Rifai. Melalui media sosialnya, Trump mengatakan bahwa kematian itu merupakan wujud perdamaian melalui kekuatan.
"Hari ini pemimpin ISIS yang masih buron di Irak telah terbunuh. Ia diburu tanpa henti oleh para pejuang pemberani kami yang bekerja sama dengan pemerintah Irak dan pemerintah daerah Kurdi. PERDAMAIAN MELALUI KEKUATAN!” kata Trump.
AS telah bekerja sama dengan berbagai pihak di kawasan untuk memerangi teror ISIS. Di Irak, kedua pihak membentuk koalisi gabungan untuk operasi melawan ISIS. Sermentara di Suriah, AS juga bergabung dengan milisi Kurdi yang dikenal dengan Syrian Democratic Forces (SDF).
2. Al Rifai bertanggung jawab penuh atas ISIS
Pusat Komando AS di Timur Tengah (CENTCOM) mengatakan, Al Rifai bertanggung jawab atas operasi, logistik, dan perencanaan yang dilakukan oleh ISIS secara global. Ia juga yang mengarahkan sebagian besar keuangan untuk organisasi global kelompok tersebut.
“Pasukan AS dan Irak bergerak ke lokasi serangan dan menemukan kedua target telah tewas. Masing-masing mengenakan rompi bunuh diri yang tidak meledak dan memiliki beberapa senjata,” kata CENTCOM, dilansir Fox News.
Pasukan AS dan Irak berhasil mengidentifikasi Rifai menggunakan DNA yang dikumpulkan dalam serangan sebelumnya, di mana ia berhasil lolos.
"Abu Khadijah adalah salah satu anggota ISIS terpenting di seluruh organisasi ISIS global. Kami akan terus membunuh teroris dan membubarkan organisasi mereka yang mengancam tanah air kami, sekutu dan mitra di kawasan ini dan sekitarnya," kata Jenderal Michael Erik Kurilla, komandan CENTCOM.
3. Irak dan Suriah kerja sama untuk perangi ISIS

Kematian Al Rifai datang pada hari yang sama dengan kunjungan pertama diplomat tinggi Suriah ke Irak. Kedua negara telah berjanji untuk bekerja sama memerangi ISIS.
Menteri Luar Negeri Irak Fouad Hussein mengatakan dalam sebuah konferensi pers bahwa ada tantangan umum yang dihadapi masyarakat Suriah dan Irak, dan khususnya para teroris ISIS.
"Para pejabat telah berbicara secara rinci tentang pergerakan ISIS, baik di perbatasan Suriah-Irak, di dalam wilayah Suriah atau di dalam wilayah Irak,” katanya selama kunjungan itu.
Hussein merujuk pada ruang operasi yang dibentuk oleh Suriah, Irak, Turki, Yordania, dan Lebanon pada pertemuan baru-baru ini di Amman untuk menghadapi ISIS. Ia mengatakan bahwa operasi tersebut akan segera dimulai.