Jakarta, IDN Times - Tensi politik antara Rusia dengan Ukraina meninggi. Sejumlah pemimpin separatis di wilayah Ukraina Timur diklaim mendapat dukungan Rusia untuk melakukan mobilisasi pasukan bersenjata lengkap pada Sabtu (19/2/2022).
"Kami deklarasikan untuk melakukan mobilisasi ke teritori Lugansk," begitu pernyataan kelompok separatis Republik Lugansk
Tak cuma kelompok Republik Lugansk (LPR), kubu separatis Republik Donetsk (DPR) juga diklaim melakukan tindakan serupa pada hari ini.
Sebelumnya, pemimpin LPR dan DPR juga sudah meminta kepada para penduduk setempat agar melakukan evakuasi ke Rostov. Mereka menyatakan akan ada serangan dari Kiev yang bisa menghancurkan wilayahnya.
Pimpinan DPR, Denis Pushilin, meminta anak-anak, wanita, dan orang tua, diminta untuk segera melakukan evakuasi. Pushilin menyatakan kalau Presiden Ukraina, Vladimir Zelensky, akan melakukan segala cara demi menduduki wilayah DPR dan LPR.
Lalu, pimpinan LPR, Leonid Pasechnik, menyampaikan kepada warganya situasi sekarang sudah darurat dan meminta mereka untuk bergeser ke perbatasan Rusia.
Namun, klaim dari DPR dan LPR terkait dukungan Rusia diragukan validitasnya. Sebab, hasil pengamatan CIA, jurnalis, hingga para aktivis, menyatakan kalau kondisi di kawasan LPR dan DPR masih kondusif.
Pun, mereka juga tak mendapat bukti yang sah terkait klaim para pemimpin LPR dan DPR. Bisa jadi, klaim dari mereka cuma ingin mencari celah untuk mendapat keuntungan dari situasi ini.
Memang sempat tersebar foto yang menunjukkan kalau ada sejumlah warga bergerak ke perbatasan Rusia. Namun, foto itu ternyata diambil dua hari sebelum adanya dugaan Ukraina akan melakukan pendudukan ke wilayah LPR dan DPR.
Sementara itu, sumber dalam pemerintahan Ukraina meminta kepada warga untuk menyaring informasi sensitif. Mereka menegaskan banyak propaganda yang beredar demi membuat situasi jadi lebih buruk.