Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Keluarga Korban Air India Terima Jenazah yang Salah, Kok Bisa?

Ilustrasi peti jenazah (pexels.com/Mario Wallner)
Intinya sih...
  • Salah satu keluarga batalkan acara pemakaman karena jenazah yang mereka terima bukanlah milik anggota keluarga mereka.
  • Pihak berwenang diminta bertindak secara hati-hati, koordinasi, dan penuh rasa hormat oleh keluarga korban tewas.
  • India bekerja sama dengan Inggris untuk menangani masalah identifikasi jenazah yang salah dan menuntut keadilan secara finansial bagi keluarga korban.

Jakarta, IDN Times - Pihak berwenang di India dilaporkan mengirimkan jenazah yang salah kepada beberapa keluarga korban kecelakaan pesawat Air India yang terjadi pada bulan lalu.

James Healy-Pratt, seorang pengacara penerbangan internasional yang mewakili sejumlah keluarga korban asal Inggris, mengungkapkan bahwa sedikitnya 12 jenazah korban asal Inggris telah diserahkan ke keluarga, namun dua di antaranya salah diidentifikasi. Dalam salah satu kasus, beberapa bagian tubuh dari jenazah berbeda tercampur dalam satu peti mati.

1. Salah satu keluarga batalkan acara pemakaman

Healy-Pratt mengatakan, kesalahan ini terungkap ketika petugas koroner di London, Fiona Wilcox, berusaha memverifikasi identitas korban dengan mencocokkan DNA mereka dengan sampel yang diberikan oleh keluarga.

“Dua peti jenazah pertama yang tiba di negara itu — Dr. Wilcox dan timnya, seperti biasa sangat teliti, memutuskan untuk memverifikasi identitas jenazah, dan mereka menemukan bahwa DNA dalam salah satu peti telah tercampur, dan tidak ada hubungannya dengan orang yang seharusnya berada di dalam peti itu maupun dengan jenazah lainnya,” jelas pengacara tersebut kepada CBS News.

Ia mengungkapkan bahwa salah satu keluarga korban terpaksa membatalkan rencana pemakaman setelah mengetahui bahwa jenazah yang mereka terima bukanlah milik anggota keluarga mereka.

2. Pihak berwenang diminta bertindak secara hati-hati

Dilansir dari CNN, keluarga dari tiga korban tewas mengaku sangat terganggu dengan temuan tersebut. Mereka mendesak pihak berwenang untuk bertindak dengan kehati-hatian, koordinasi, dan penuh rasa hormat.

“Perkembangan terbaru hanya menegaskan apa yang selama ini dikhawatirkan banyak orang: bahwa telah terjadi kesalahan serius, dan martabat serta hak-hak para korban dan keluarga mereka tidak dijaga sebagaimana mestinya,” kata mereka dalam sebuah pernyataan.

Sementara itu, kerabat dari Akeel Nanabawa, yang tewas bersama istri dan putri mereka yang berusia 4 tahun, mengatakan bahwa meskipun mereka yakin telah menerima jenazah yang benar, mereka tetap merasa prihatin terhadap situasi yang dihadapi oleh keluarga lain yang masih berjuang mencari kepastian dan kejelasan.

“Ini bukan sekadar tragedi pribadi; ini adalah tragedi bersama," kata mereka.

3. India bekerja sama dengan Inggris untuk tangani masalah tersebut

Dalam pernyataan pada Rabu (23/7/2025), juru bicara Kementerian Luar Negeri India, Shri Randhir Jaiswal, mengatakan bahwa pihaknya telah bekerja sama secara erat dengan pemerintah Inggris sejak persoalan ini muncul.

"Setelah kecelakaan tragis tersebut, pihak berwenang terkait telah melakukan identifikasi korban sesuai dengan protokol dan persyaratan teknis yang ditetapkan. Semua jenazah ditangani dengan sangat profesional dan dengan memperhatikan martabat almarhum," kata Jaiswal.

Namun, Healy-Pratt menilai pernyataan dari kementerian tersebut tidak memadai. Ia menyebutkan bahwa tidak ada penjelasan detail mengenai tahap penanganan jenazah, mulai dari proses identifikasi hingga penempatan ke dalam peti mati. Selain itu, tidak ada jaminan apakah masih ada jenazah, baik yang salah label, belum teridentifikasi ataupun sudah teridentifikasi, yang masih berada di India.

“Dan yang terakhir, mereka (keluarga korban) juga menuntut keadilan secara finansial,” tambahnya.

Pesawat Air India kehilangan daya dorong dan menghantam permukiman padat penduduk di Ahmedabad, India barat, pada 12 Juni. Sebanyak 241 dari 242 penumpang dan awak pesawat tewas dalam tragedi tersebut.

Belum jelas penyebab pasti kecelakaan itu, namun laporan awal yang dirilis bulan ini menyebutkan bahwa sakelar pemutus pasokan bahan bakar untuk kedua mesin pesawat Boeing 787-8 Dreamliner ini telah dinonaktifkan satu per satu dalam selang waktu satu detik, sehingga menyebabkan kedua mesin kehilangan daya dorong.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us