Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi bendera Ukraina. (unsplash.com/Karollyne Videira Hubert)
Ilustrasi bendera Ukraina. (unsplash.com/Karollyne Videira Hubert)

Intinya sih...

  • Mantan negosiator Ukraina pimpin sementara unit baru.

  • Bubarkan departemen perlucutan senjata dan bentuk Departemen Keamanan dan Pertahanan Internasional.

  • Penataan ulang fokus diplomatik dan prioritas NATO untuk menghadapi ancaman strategis terhadap Ukraina.

Jakarta, IDN Times – Pemerintah Ukraina mengumumkan perombakan besar di Kementerian Luar Negeri, termasuk pembentukan unit baru yang akan menangani negara-negara yang dianggap tidak bersahabat. Langkah ini diumumkan oleh Wakil Menteri Luar Negeri Ukraina, Andrii Sybiha, pada Selasa (8/7/2025).

“Ini tidak hanya akan melibatkan Rusia, tetapi juga sekutu-sekutunya seperti Korea Utara dan Belarus,” ujar Sybiha dalam konferensi pers, dilansir dari Politico.

Ia menegaskan bahwa unit baru ini tidak berfokus pada hubungan bilateral, melainkan ditujukan untuk menangani ancaman strategis terhadap Ukraina.

“Ukraina tengah mempertahankan diri dari agresi skala penuh, dan kebijakan kami harus memprioritaskan netralisasi ancaman,” tambah Sybiha.

1. Mantan negosiator Ukraina pimpin sementara

Ilustrasi pengunjuk rasa mengibarkan bendera Ukraina. (unsplash.com/Gayatri Malhotra)

Unit baru ini akan diawasi sementara oleh Sergii Kyslytsya, diplomat senior yang pernah terlibat dalam negosiasi Ukraina-Rusia di Turki. Meski begitu, hingga kini belum ditunjuk kepala resmi untuk memimpin sub-departemen tersebut.

Sybiha mengatakan, perombakan besar-besaran ini ditentukan oleh keputusan selama perang berlangsung.

"“Keputusan-keputusan ini bertujuan untuk memastikan struktur yang efektif, alokasi sumber daya yang jelas, dan prioritas tujuan yang sejalan dengan standar global terbaik,” katanya, dikutip dari Anadolu Agency.

Langkah ini menjadi bagian dari reformasi luas di tubuh kementerian luar negeri Ukraina, yang terus beradaptasi di tengah ancaman berkelanjutan dari Rusia dan sekutunya.

2. Bubarkan departemen pelucutan senjata

Pasukan Ukraina beroperasi di wilayah timur Ukraina. (commons.wikimedia.org/Ministry of Defense of Ukraine (free to use))

Sebagai bagian dari reformasi, Ukraina juga resmi membubarkan departemen perlucutan senjata. Sybiha menyebut bahwa keberadaan departemen tersebut sudah tidak relevan lagi sejak invasi besar-besaran Rusia dimulai.

“Masa-masa ketika kementerian memiliki departemen dengan kata ‘pelucutan senjata’ dalam namanya akan menjadi masa lalu. Ukraina tidak akan pernah melucuti senjata lagi,” tegasnya.

Sebagai gantinya, Kemenlu akan membentuk Departemen Keamanan dan Pertahanan Internasional Ukraina yang dianggap lebih sesuai dengan kebutuhan pertahanan negara saat ini.

3. Penataan ulang fokus diplomatik dan prioritas NATO

Pertemuan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, dengan Donald Trump pada 2019. (commons.wikimedia.org/The Presidential Office of Ukraine)

Reformasi lainnya termasuk penataan ulang departemen-departemen yang menangani wilayah dan kemitraan strategis, seperti Eropa, Amerika Latin, Asia, Asia Tengah, hingga kawasan Samudra Pasifik. Kiev juga akan membentuk sub-departemen khusus untuk urusan NATO.

Sebelumnya, isu NATO dan Uni Eropa ditangani dalam satu departemen gabungan. Kini, Ukraina berencana memberi perhatian lebih besar terhadap keanggotaan NATO, yang tetap menjadi prioritas utama kebijakan luar negerinya di tengah ketegangan geopolitik yang belum mereda.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team