Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi kerusuhan (unsplash.com/Alex McCarthy)
ilustrasi kerusuhan (unsplash.com/Alex McCarthy)

Intinya sih...

  • 14 orang tewas dalam kerusuhan di penjara Machala, Ekuador

  • Korban merupakan anggota geng Los Choneros dan Los Lobos, yang terkait dengan kartel narkoba Meksiko dan Kolombia

  • Sejak 2021, sekitar 500 narapidana tewas akibat perang antargeng di penjara Ekuador

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kerusuhan akibat perkelahian geng terjadi di penjara kota pelabuhan Machala, Ekuador, pada Senin (22/9/2025). Sedikitnya 14 orang tewas dan 14 lainnya luka-luka,

Dilansir dari CBS, Kepala Polisi William Calle mengatakan bahwa baku tembak terjadi pada dini hari, membuat penjaga penjara dan polisi bergegas menuju area tempat terjadinya bentrokan. Seorang penjaga tewas saat masuk, sementara beberapa lainnya disandera.

“Dari dalam, mereka menembak, melempar bom, granat,” ujar Calle. Ia menambahkan bahwa beberapa narapidana berhasil melarikan diri, dan sejauh ini 13 orang telah ditangkap kembali.

Butuh waktu sekitar 40 menit bagi pihak berwenang untuk mengambil kembali kendali penjara. Video yang dirilis pihak kepolisian menunjukkan para petugas bersenjata lengkap memasuki penjara dengan suara ledakan terdengar di sekitarnya.

1. Korban tewas merupakan anggota dari dua geng yang bersaing

Dilansir dari Al Jazeera, para narapidana merupakan anggota geng Los Choneros dan Los Lobos, dua kelompok penyelundup narkoba terbesar di Ekuador. Awal bulan ini, Amerika Serikat (AS) telah menetapkan kedua geng tersebut sebagai organisasi teroris asing.

Kejahatan terorganisir telah mengubah Ekuador, negara berpenduduk sekitar 17 juta jiwa, menjadi salah satu negara paling kejam di dunia. Dalam beberapa tahun terakhir, kekerasan meningkat tajam akibat perebutan wilayah oleh geng-geng yang terkait dengan kartel Meksiko dan Kolombia.

Menurut data pemerintah, lebih dari 70 persen kokain yang diproduksi di dunia kini melewati pelabuhan Ekuador.

2. Sekitar 500 narapidana tewas akibat bentrokan di penjara sejak 2021

Perang antargeng sebagian besar terjadi di dalam penjara-penjara Ekuador, dengan sekitar 500 narapidana telah terbunuh sejak Februari 2021. Tragedi terbesar terjadi pada 2021, ketika lebih dari 100 narapidana tewas dalam bentrokan di kota Guayaquil. Para narapidana bahkan menyiarkan kekerasan tersebut secara langsung di media sosial, memperlihatkan tubuh-tubuh yang terpenggal dan terbakar.

Pada 2024, anggota geng menyandera puluhan penjaga penjara setelah kaburnya bos Los Choneros, Jose Adolfo Macias alias Fito. Di luar, sekutu mereka meledakkan bom dan menahan seorang presenter televisi di bawah todongan senjata saat siaran langsung.

Presiden Daniel Noboa kemudian menyatakan bahwa negara dalam konflik bersenjata internal dan memerintahkan militer untuk mengambil kendali atas penjara. Bulan lalu, delapan lembaga pemasyarakatan, termasuk Machala, dikembalikan ke pengawasan polisi.

3. Fito kendalikan dunia kriminal dari balik jeruji penjara

Fito sendiri berhasil ditangkap kembali pada Juni 2025, lebih dari setahun setelah pelariannya. Ia menjalani hukuman 34 tahun penjara sejak 2011 atas keterlibatannya dalam kejahatan terorganisir, perdagangan narkoba, dan pembunuhan.

Meski begitu, ia masih tetap mengendalikan dunia kriminal dari balik jeruji. Sebuah video bahkan memperlihatkan Fito mengadakan pesta liar di penjara, dengan beberapa diantaranya disertai kembang api.

Menurut Observatorium Kejahatan Terorganisir Ekuador, Los Choneros memiliki hubungan dengan kartel Sinaloa di Meksiko, Gulf Clan di Kolombia, dan mafia Balkan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team