Jakarta, IDN Times - Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) JD Vance memicu kontroversi dengan komentarnya terhadap potensi pasukan penjaga perdamaian di Ukraina. Ia dituduh tidak menghormati pasukan Inggris dan Prancis.
Vance dalam pernyataan mengatakan, "Saham AS dalam ekonomi Ukraina adalah jaminan keamanan yang lebih baik daripada 20.000 tentara dari suatu negara acak yang tidak pernah berperang dalam 30 atau 40 tahun."
Dilansir BBC pada Rabu (5/3/2025), Inggris dan Prancis telah mengatakan mereka bersedia menempatkan pasukan di Ukraina sebagai bagian dari kesepakatan damai.