Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi banjir (unsplash.com/Art Institute of Chicago)
ilustrasi banjir (unsplash.com/Art Institute of Chicago)

Intinya sih...

  • 17 anggota keluarga terseret banjir di sungai Swat, 12 meninggal dan satu hilang.

  • Sejumlah pejabat senior ditangguhkan, dan 71 orang diproses hukum karena melanggar imbauan pemerintah.

  • Badan meteorologi nasional memperingatkan risiko hujan lebat dan banjir bandang yang tinggi.

Jakarta, IDN Times - Jumlah korban tewas akibat banjir bandang di Pakistan telah mencapai sedikitnya 46 orang, sementara puluhan lainnya terluka. Banjir dipicu oleh hujan lebat yang mengguyur sejumlah wilayah negara itu selama hampir sepekan terakhir.

Otoritas Manajemen Bencana Nasional (NDMA) dan pejabat darurat setempat mengumumkan, korban tewas terdiri dari 22 orang di provinsi Khyber Pakhtunkhwa, 13 orang di provinsi Punjab, tujuh orang di Sindh dan empat orang di Balochistan.

“Kami memperkirakan akan terjadi hujan di atas normal selama musim hujan, dan peringatan telah dikeluarkan kepada pihak berwenang terkait untuk mengambil tindakan pencegahan,” kata Irfan Virk, wakil direktur Departemen Meteorologi Pakistan pada Senin (30/6/2025).

Ia menambahkan bahwa peramal cuaca tidak menutup kemungkinan terulangnya peristiwa cuaca ekstrem seperti banjir dahsyat pada 2022, yang merendam sepertiga wilayah Pakistan dan menewaskan 1.737 orang.

1. Belasan wisatawan terseret banjir saat sedang piknik

Di provinsi Khyber Pakhtunkhwa, 17 anggota keluarga asal Punjab terseret arus banjir di sungai Swat ketika sedang piknik di sekitar lokasi pada Jumat (27/6/2025). Empat orang berhasil diselamatkan, sementara 12 lainnya ditemukan dalam keadaan meninggal dunia dan satunya lagi masih hilang.

Insiden tragis ini memicu kecaman luas di media sosial, dengan banyak pihak menuduh otoritas lamban dalam meluncurkan upaya penyelamatan. Saksi mata melaporkan bahwa keluarga tersebut terjebak selama lebih dari satu jam tanpa adanya bantuan apa pun.

Pada Minggu (29/6/2025), NDMA mengeluarkan peringatan mengenai risiko bahaya dan mengimbau masyarakat untuk tidak menyeberangi sungai, dilansir dari Al Jazeera.

2. Sejumlah pejabat pemerintah ditangguhkan

Sheikh Waqas Akram, sekretaris informasi pusat dari partai Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) yang berkuasa di Khyber Pakhtunkhwa, mengatakan telah menangguhkan empat pejabat senior dari administrasi Swat dan departemen penyelamatan darurat. Ketua Menteri, Ali Amin Gandapur, juga disebut telah memerintahkan dilakukannya penyelidikan.

“Provinsi telah menggelar rapat mengenai banjir bandang pada 21 Juni. Segera setelah rapat, kami mengeluarkan peringatan dan mengumumkannya melalui pengeras suara di masjid-masjid. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran dan mengimbau para wisatawan agar menjauhi tepi sungai serta tidak menginjak dasar sungai," kata Akram kepada The Guardian.

Ia menambahkan bahwa sedikitnya 71 orang telah diproses secara hukum karena melanggar imbauan tersebut.

3. Pemerintah dianggap lamban dalam merespons bencana iklim

Dilansir dari France24, badan meteorologi nasional memperingatkan bahwa risiko hujan lebat dan kemungkinan banjir bandang akan tetap tinggi setidaknya hingga Sabtu (5/7/2025).

Pakistan, yang memiliki populasi lebih dari 240 juta jiwa, termasuk negara yang paling rentan terhadap dampak krisis iklim. Hal ini terbukti dari meningkatnya frekuensi banjir bandang dan peristiwa terkait iklim lainnya yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir.

Mantan Menteri Perubahan Iklim Pakistan, Sherry Rehman, mengkritik lemahnya respons pemerintah terhadap krisis iklim dan minimnya upaya koordinasi.

"Sumber daya publik juga sangat terbatas dalam tragedi ini. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi (PDMA) seharusnya mengerahkan helikopter untuk menyelamatkan keluarga yang terjebak tepat waktu. Ini adalah kelalaian mereka yang keterlaluan," kata Rehman.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team