Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi bendungan. (unsplash.com/Avi Richards)
Ilustrasi bendungan. (unsplash.com/Avi Richards)

Intinya sih...

  • Tingginya volume air bendungan akibat hujan lebat, memaksa evakuasi pengunjung di area sungai.

  • Korsel serukan Korut melaporkan pelepasan air untuk menghindari korban jiwa selama musim hujan.

  • Terhentinya pemberitahuan pelepasan air dari Korut ke Korsel setelah insiden banjir pada September 2009.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Iklim, Energi, dan Lingkungan Korea Selatan (Korsel) pada Minggu (19/10/2025) menuduh Korea Utara (Korut) melepaskan air dari Bendungan Hwanggang, tanpa memberikan pemberitahuan sebelumnya. Bendungan tersebut terletak di hulu Sungai Imjin dekat perbatasan antar Korea.

Insiden tersebut telah menjadi masalah yang berulang kali terjadi tiap tahun, dan yang terbaru ini adalah kedua kalinya bulan ini Seoul menuduh Pyongyang membuang air tanpa pemberitahuan sebelumnya.

1. Tingginya volume air bendungan akibat hujan lebat

Dilansir Anadolu Agency, Seoul menyatakan bahwa Korut diduga telah membuang air tersebut, guna mengendalikan ketinggian air bendungan menyusul hujan lebat baru-baru ini. Akibatnya, ketinggian di Jembatan Pilseung Korsel, yang terletak di bagian utara Sungai Imjin, melampaui level yang mengharuskan evakuasi pengunjung di area sungai.

Menurut Kantor Pengendalian Banjir Sungai Han, pengunjung area sungai harus dievakuasi, jika ketinggian air melebihi satu meter.

Pada 12 Oktober, Korsel mengeluarkan peringatan evakuasi setelah tampaknya Korut telah melepaskan air dari bendungan Hwanggang, tanpa pemberitahuan sebelumnya ke Seoul.

2. Korsel serukan Korut melaporkan pelepasan air untuk menghindari korban jiwa

Ilustrasi bendera Korea Selatan. (unsplash.com/Lauren Seo)

Pada Juni, Kementerian Unifikasi Korsel menyerukan kepada Korut untuk memberikan pemberitahuan terlebih dahulu, sebelum melepaskan air dari bendungan di perbatasan. Tujuannya adalah untuk kemanusiaan, guna mencegah banjir di wilayah perbatasan selama musim hujan.

"Perlindungan nyawa dan keselematan warga Korsel di wilayah perbatasan sebagai alasan permintaan tersebut. Pemerintahan Presiden Lee Jae Myung menganggapnya sebagai tugas terpenting negara," kata Chang Yoon-jeong, wakil juru bicara Kementerian Unifikasi, dikutip dari Yonhap.

Ia menekankan bahwa tanggapan bersama terhadap bencana alam merupakan masalah kemanusiaan. Chang juga mencatat bahwa kedua Korea telah sepakat beberapa kali di masa lalu untuk bekerja sama dalam mencegah banjir di sepanjang Sungai Imjin, yang mengalir dari Utara ke Selatan.

3. Terhentinya pemberitahuan pelepasan air dari Korut ke Korsel

Ilustrasi bendera Korea Utara (kiri) dan bendera Korea Selatan (kanan). (pixabay.com/www_slon_pics)

Pelepasan air mendadak oleh Pyongyang dari Bendungan Hwanggang pada September 2009, telah menyebabkan banjir di Yeoncheon. Imbasnya, 6 warga Korsel dilaporkan tewas atau hilang. Merespons hal itu, bulan berikutnya, Korut setuju untuk memberikan pemberitahuan terlebih dahulu sebelum membuang air.

Pada 2010 dan 2013, Korut mengirimkan pemberitahuan tersebut secara berkala. Namun, pihaknya belum mengeluarkan pemberitahuan apapun sejak itu terkait pelepasan air dari bendungan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team