Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) saat bertemu dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Pyongyang pada 19 Juni 2024. (x.com/mfa_russia)
Menurut Ahn Chan-il, seorang pembelot Pyongyang yang beralih menjadi peneliti yang mengelola World Institute untuk Studi Korut, kapal perang yang baru dibangun itu mungkin juga dikembangkan dengan bantuan Rusia. Menurutnya, Chongjin yang menjadi tempat upacara peluncuran kapal perang baru itu diadakan, terletak dekat dengan pelabuhan Vladivostok di Rusia.
"Kemungkinan besar jadwal yang diproyeksikan untuk kapal tersebut dibagikan dengan pihak Rusia. Ini termasuk kapan perakitan akan selesai dan kapal akan diluncurkan. Sepertinya, dermaga itu dibangun dengan tergesa-gesa dan banyak masalah mungkin muncul selama proses pembuatan kapal," ujarnya.
"Dengan pengumuman hari ini, Korut tampaknya memberi isyarat tidak hanya kepada rakyatnya sendiri, tetapi juga kepada pihak Rusia," tambahnya, dikutip dari The Straits Times.
Dalam beberapa tahun terakhir, AS yang merupakan sekutu keamanan utama Korsel, telah meningkatkan latihan militer gabungan di kawasan tersebut untuk menghalangi Pyongyang. Washington juga meningkatkan kehadiran aset strategisnya, seperti kapal induk dan kapal selam bertenaga nuklir.
Sementara itu, Korut telah berulang kali menyatakan dirinya sebagai negara bersenjata nuklir yang tidak dapat diubah. Pihaknya juga secara rutin mengecam latihan gabungan Washington-Seoul sebagai latihan untuk invasi.