Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pengungsi Palestina (pixabay.com/hosnysalah)

Jakarta, IDN Times - Warga di wilayah terpencil di Gaza mengatakan bahwa anak-anak mereka tidak mendapat makanan selama berhari-hari karena banyaknya jumlah truk bantuan yang dilarang masuk.

Mahmoud Shalabi, seorang pekerja bantuan medis setempat di Beit Lahia, mengatakan bahwa warga terpaksa menggiling pakan ternak menjadi tepung untuk bertahan hidup. Namun, stok biji-bijian tersebut kini semakin berkurang.

“Orang-orang tidak menemukannya di pasar. Saat ini biji-bijian tersebut tidak tersedia di bagian utara Gaza dan Kota Gaza," katanya kepada BBC, seraya menambahkan bahwa stok makanan kaleng juga sudah habis.

“Makanan yang kami miliki sebenarnya berasal dar enam atau tujuh hari gencatan senjata (pada November) dan bantuan apa pun yang diizinkan masuk ke utara Gaza sebenarnya telah dikonsumsi sekarang. Apa yang dimakan orang-orang saat ini pada dasarnya adalah nasi, dan hanya nasi."

1. Kekurangan gizi di kalangan anak-anak di Gaza utara berada di atas ambang batas kritis

Duha al-Khalidi, ibu empat anak di Beit Lahia, mengatakan bahwa bahwa dia harus berjalan kaki sejauh 9,5 km ke rumah saudara perempuannya di Kota Gaza demi mencari makanan. Anak-anaknya sudah tidak makan selama tiga hari.

“Saya tidak punya uang, dan kalaupun saya punya, tidak ada apa-apa di pasar utama kota ini. (Saudara perempuan saya) dan keluarganya juga menderita. Dia membagikan pasta terakhir yang ada di rumahnya kepada saya," kata al-Khalidi.

PBB mengatakan bahwa kekurangan gizi akut di kalangan anak-anak di wilayah utara Gaza telah meningkat tajam, dan kini berada di atas ambang batas kritis sebesar 15 persen.

Sementara itu, Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (Ocha) melaporkan  adanya peningkatan tajam terkait jumlah misi bantuan yang tidak diizinkan masuk ke Gaza utara. Sebesar 56 persen pengiriman ditolak aksesnya pada Januari, naik dari 14 persen pada Oktober hingga Desember.

Bulan lalu, seorang juru bicara badan militer Israel yang bertugas mengoordinasikan akses bantuan di Gaza membantah adanya kelaparan di wilayah itu. Badan tersebut, COGAT, berulang kali menyatakan bahwa mereka tidak membatasi jumlah bantuan kemanusiaan yang dikirim ke sana.

2. Warga terpaksa gali tanah untuk mendapatkan air

Editorial Team

EditorFatimah

Tonton lebih seru di