Ilustrasi distrik lampu merah. (Pixabay.com/PublicDomainPictures)
Dilansir CNN, Amsterdam pada tahun ini diperkirakan bakal menerima lebih dari 18 juta turis yang bermalam. Pada 2025, jumlah turis dapat mencapai 25 juta pengunjung.
Untuk mengatasi masalah kunjungan turis yang berlebihan, pada 2021 diluncurkan peraturan yang disebut "Amsterdam Tourism in Balance", yang membuat kota harus mengambil tindakan ketika jumlah turis yang bermalam mencapai 18 juta.
Amsterdam pada tahun ini meluncurkan kampanye online "Stay Away". Kampanye itu bertujuan mencegah pria muda Inggris, yang berencana mengunjungi Amsterdam, untuk menyebabkan gangguan. Belanda juga ingin memperingatkan pengunjung berusia antara 18-35 tahun tentang konsekuensi minum terlalu banyak, menggunakan narkoba atau berperilaku antisosial.
Amsterdam juga akan melarang penggunaan ganja di jalan dan mengambil langkah baru untuk mencegah alkohol di distrik lampu merahnya, pusat prostitusi legal di kota itu. Pemerintah kota itu pada 2019 juga mengumumkan bakal mengakhiri tur di distrik lampu merah, dengan alasan kekhawatiran tentang pekerja seks yang diperlakukan sebagai objek wisata.
Dalam upayanya untuk membatasi pariwisata dan mencegah gangguan, Amsterdam juga berencana untuk membatasi pelayaran sungai, mengubah hotel menjadi kantor, dan memberlakukan waktu tutup lebih awal untuk klub dan bar.
Hester van Buren, juru bicara wakil wali kota Amsterdam, mengatakan tidak mungkin pusat kota akan menjadi zona bebas pelayaran dalam waktu dekat. Ia mengakui proposal itu tidak bisa diterapkan dalam waktu dekat.