Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bendera Latvia (unsplash.com/upmanis)
ilustrasi bendera Latvia (unsplash.com/upmanis)

Intinya sih...

  • Banyak warga Rusia tidak menyadari pengusiran

  • Lebih dari 1.000 gangguan GPS di Latvia

  • Drone Rusia yang masuk di Latvia diidentifikasi sebagai Shahed

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Latvia, pada Jumat (10/10/2025), mengumumkan pengusiran 841 warga negara Rusia mulai 13 Oktober. Ratusan warga Rusia tersebut diusir karena gagal dalam tes kemampuan bahasa Latvia sebagai syarat baru menetap di Latvia. 

Aturan baru ini mewajibkan warga Rusia diharuskan mendaftar status izin tinggal permanen di Uni Eropa (UE). Selain itu, mereka diwajibkan untuk menguasai bahasa Latvia pada level A2 dan melewati pengecekan keamanan dan latar belakang.

Persyaratan terbaru dari Latvia ini diterapkan setelah adanya amandemen hukum imigrasi dengan memperketat izin tinggal permanen bagi warga Rusia. Langkah ini menyusul invasi skala besar Rusia ke Ukraina pada Februari 2022. 

1. Banyak warga Rusia yang tidak menyadari pengusiran

Kepala Kantor Kewarganegaraan dan Migrasi Latvia (OCMA), Madara Puke mengatakan bahwa sejumlah warga sudah diberitahukan untuk pergi. Namun, terdapat banyak orang yang tidak menyadari akan perubahan ini. 

“Jika hanya mereka tidak lagi dibayar oleh sebuah pensiun mereka harus menyadari bahwa ada sesuatu yang salah. Ketika mereka dipanggil. Kenapa saya tidak lagi menerima pensiun? Maka saya akan menjawab Anda sudah tidak memiliki izin tinggal permanen,” ungkapnya, dikutip Politico.. 

Selain itu, Menteri Luar Negeri Latvia, Baiba Braze mendesak negara-negara UE untuk menangguhkan penerbitan visa untuk warga Rusia. Mereka dianggap sebagai salah satu ancaman di Latvia imbas ketegangan dengan Moskow. 

2. Terdapat lebih dari 1.000 gangguan GPS di Latvia

Pesawat Boeing 787 Dreamliner milik maskapai ANA. (unsplash.com/damabima)

Pada hari yang sama, Lalu Lintas Udara Latvia (LGS) mengatakan bahwa terdapat 1.060 gangguan GPS dalam 9 bulan terakhir. Banyaknya gangguan ini meningkat 2,6 kali dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

Dilansir LSM, gangguan GPS pada September mencapai 91 atau 3,6 kali lipat dibandingkan September tahun lalu. Sementara, terdapat 820 intervensi GPS yang terekam dan 342 gangguan yang tercatat pada 2023. 

Badan Aviasi Sipil Latvia (CAA) menyebut bahwa beberapa sistemnya sudah digunakan untuk memastikan operasional penerbangan. Maka dari itu, gangguan GPS ini tidak berdampak besar pada keselamatan penerbangan di Latvia. 

3. Drone Rusia yang masuk di Latvia diidentifikasi sebagai Shahed

ilustrasi drone (unsplash.com/jaredbrashier)

Ketegangan Rusia dan Latvia sudah berlangsung selama lebih dari sebulan lamanya. Pada September, drone Rusia masuk ke dalam teritori udara Latvia dan jatuh di dalam negara Baltik tersebut. 

Komandan Militer Latvia, Letnan Jenderal Leonids Kalnins mengungkapkan bahwa drone Rusia yang jatuh di negaranya adalah drone Shahed. Namun, drone tersebut sebenarnya tidak sengaja masuk ke dalam teritori Latvia. 

Dilansir United24, Menteri Pertahanan Latvia, Andris Spruds mengonfirmasi bahwa drone Rusia tersebut ditujukan ke Ukraina. Meskipun demikian, ia mengungkapkan berdasarkan hasil investigasi bahwa drone Rusia tersebut sudah melanggar wilayah udara Latvia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team