Anggota kelompok pemberontak ELN di Kolombia. (twitter.com/milou1st)
Di sisi lain, kelompok pemberontak sayap kiri ELN (Ejército de Liberación Nacional) pada Sabtu (8/1/2022) mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom di kota terbesar ketiga di Kolombia itu yang menargetkan aparat kepolisian.
Berdasarkan laman yang dijuluki urban front, ELN mengungkapkan jika mereka telah melangsungkan operasi melawan ESMAD di Cali pada pukul 21.55. Bahkan, ELN juga mengonfirmasi 13 aparat kepolisian yang terluka dan beberapa di antaranya mengalami luka serius.
Setelah negosiasi damai antara FARC dan Pemerintah Kolombia di tahun 2016, praktis kini ELN menjadi pemberontak sayap kiri terbesar di Kolombia. Bahkan, diperkirakan jumlah pasukannya mencapai 2.350 dan 1.200 di antaranya disebut berada di teritori Venezuela.
Pemerintah Kolombia juga sudah menawarkan hadiah 1 miliar peso Kolombia (Rp3,5 miliar) bagi informan yang bersedia memberitahu keberadaan El Rolo, pemimpin urban front dari ELN. Selain itu, menawarkan 350 juta peso Kolombia (Rp1,24 miliar) bagi siapapun yang dapat memberitahu rencana serangan, dilaporkan dari Reuters.
Selama ini Pemerintah Kolombia menuding Venezuela yang dipimpin Nicolas Maduro telah melindungi pemberontak ELN dan pembelot gerilya FARC yang menolak berdamai. Namun, hal itu ditolak mentah-mentah oleh Pemerintah Venezuela.