Bersiap Hadapi Ancaman Israel, Iran Perkuat Pertahanan di 51 Kota

Ketegangan Iran-Israel meningkat terkait kesepakatan nuklir

Jakarta, IDN Times - Iran dikabarkan telah memasang sistem pertahanan sipil di 51 kota. Hal ini disampaikan oleh seorang pejabat militer Iran pada Sabtu (3/9/2022). 

Wakil Menteri Pertahanan Iran, Brigadir Jenderal Mehdi Farahi, mengatakan, sistem pertahanan ini akan memungkinkan Iran untuk mengidentifikasikan dan memantau ancaman terhadap Iran sepanjang waktu. Perangkat lunak dalam sistem ini juga diklaim mampu mengidentifikasikan ancaman sesuai dengan jenisnya, dilansir dari Reuters. 

Baca Juga: Dianggap Berbahaya, Iran Tangkap Drone AS di Laut Merah

1. Iran waspada bentuk ancaman baru

Farahi menyebut, bentuk peperangan pada masa sekarang jauh lebih rumit. Iran saat ini bersiap untuk menghadapai berbagai bentuk serangan baru, seperti serangan siber, radioaktif, dan biologis yang telah menggantikan bentuk perang klasik.

Sementara itu, komandan markas pertahanan udara Iran, Brigadir Jenderal Qader Rahimzadeh, mengatakan, kesiapan Angkatan Udara Iran telah berada di tingkat tertinggi. Rahimzadeh mengklaim, agresor akan kesulitan melewati pertahanan udara Iran.

"Saat ini, wilayah udara negara (Iran) adalah yang paling aman untuk penerbangan berlisensi dan paling tidak aman bagi calon agresor," kata Brigadir Jenderal Qader Rahimzadeh, dikutip dari Reuters.

Baca Juga: Hubungan Iran-Israel Memburuk, PM Bennett: Rezim Iran Akan Berakhir

2. Buntut ketengangan Iran-Israel

Pejabat Iran tak menyebut dengan spesifik negara yang menjadi ancaman. Namun, banyak pihak berspekulasi, tindakan ini adalah bentuk kewaspadaan Iran terhadap Israel ditengah ketegangan antara keduanya. 

Langkah preventif Iran ini dilakukan tepat setelah Israel mengumumkan pembelian tanker pengisian bahan bakar yang diklaim akan membantu untuk menyerang situs nuklir Iran, dilansir dari Jerusalem Post.

Ketegangan diantara keduanya semakin meningkat saat usaha untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran (JCPOA) dimulai kembali. Israel menolak rencana itu karena menilai kesepakatan baru itu akan merugikannya. Bahkan Iran meminta Amerika Serikat dan Uni Eropa untuk mundur dari kesepakatan tersebut.

Israel khawatir, Iran akan memanfaatkan kesepakatan tersebut untuk kembali memperoleh komponen yang diperlukan untuk membangun senjata nuklir. Kepala Badan Intelijen Israel (Mossad), David Barnea, menegaskan, Israel telah memulai persiapan untuk menyerang Iran jika memang diperlukan.

Baca Juga: Joe Biden Yakinkan Israel: Iran Tidak Akan Jadi Negara Nuklir

3. Iran juga bersitegang dengan Amerika Serikat

Terlepas dukungan Amerika Serikat terhadap pemulihan kesepakatan nuklir Iran, hubungan keduanya juga dinilai sedang memanas. 

Saluran televisi pemerintah Iran pada hari Jumat mengakui bahwa Angkatan Laut Iran melepas dua drone maritim AS di Laut Merah. Teheran juga menuduh kapal tak berawak Amerika Serikat membahayakan keselamatan maritim Iran.

Angkatan Laut AS, dalam sebuah pernyataan, menyangkal pernyataan itu, dengan mengatakan bahwa pesawat tak berawak mereka berada di area patroli yang ditugaskan setidaknya empat mil laut dari jalur lalu lintas maritim terdekat.

“Kapal-kapal itu tidak menimbulkan risiko bagi lalu lintas angkatan laut dan telah beroperasi di sekitar Laut Merah Selatan selama lebih dari 200 hari berturut-turut tanpa insiden,” kata pernyataan Angkatan Laut Amerika Serikat, dikutip dari Jerusalem Post.

Leo Manik Photo Verified Writer Leo Manik

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya