Coldplay dan Ratusan Musisi Kecam Vonis Mati Rapper Iran 

Toomaj Salehi terancam eksekusi setelah 14 Mei

Intinya Sih...

  • Coldplay dan lebih dari 100 tokoh dunia menandatangani petisi untuk bebaskan Toomaj Salehi, yang dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan revolusioner di Isfahan.
  • Petisi mendesak Iran membatalkan hukuman mati Salehi dan membebaskannya dari tahanan tanpa penundaan, didukung oleh musisi seperti Sting dan Jade Thirlwall.
  • Hukuman mati terhadap Salehi juga dikecam oleh para aktivis HAM dan duta besar hak asasi manusia dari 11 negara Eropa, dengan pengacara internasional mengajukan banding melalui PBB.

Jakarta, IDN Times - Coldplay dan lebih dari 100 tokoh dari dunia musik, budaya, dan aktivis hak asasi manusia menandatangani petisi yang mendesak Iran untuk membebaskan rapper Toomaj Salehi dan membatalkan hukuman matinya.

Melansir The Guardian pada Jumat (10/5/2024), petisi tersebut diprakarsai oleh kelompok advokasi Index on Censorship dan didukung oleh musisi seperti Sting, Jade Thirlwall dari Little Mix dan DJ Rob Da Bank.

Rapper Iran Toomaj Salehi dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan revolusioner di Isfahan pada 24 April setelah mendukung protes hak-hak perempuan di Iran. Ia pertama kali ditangkap pada September 2022 dan menghabiskan 1 tahun 21 hari di penjara, termasuk 252 hari dalam sel isolasi. Dua minggu setelah pembebasannya pada Desember 2023, Salehi kembali ditangkap dan didakwa melakukan "korupsi di Bumi" .

1. Petisi menuntut pembebasan Salehi

Dalam pernyataannya, Coldplay dan ratusan tokoh lainnya menyatakan bahwa sebagai seniman, musisi, penulis, dan tokoh budaya terkemuka, mereka berdiri bersama Toomaj Salehi. Mereka menyerukan agar hukuman mati Salehi segera dan tanpa syarat dibatalkan serta ia dibebaskan dari tahanan tanpa penundaan, dengan penghapusan semua tuduhan lainnya.

Tamara Barschak, komposer dan pianis yang turut menandatangani petisi, menyatakan terkejut dengan hukuman mati Salehi. Ia menyerukan peningkatan kesadaran tentang topik ini, terutama di dunia musik.

"Hukuman mati karena membuat musik adalah langkah yang mengerikan. Seniman secara historis menjadi sasaran karena musik dan seni adalah media yang sangat kuat," ujar Elli Brazzill dari kelompok kampanye Art Not Evidence di Inggris yang juga menandatangani pernyataan itu.

Baca Juga: Iran Bantah Isfahan Diserang Israel 

2. Kecaman dari aktivis HAM

Selain dari kalangan musisi dan seniman, hukuman mati terhadap Toomaj Salehi juga dikecam oleh para aktivis HAM. Dilansir Iran International, duta besar hak asasi manusia dari 11 negara Eropa mengutuk keras vonis tersebut.

Mereka menyerukan Iran agar berhenti menggunakan hukuman mati sebagai sarana untuk menekan suara kritis. Para duta besar juga menyoroti betapa hukuman mati Salehi terjadi di tengah pembatasan berat terhadap kebebasan artistik di Iran.

Pengacara internasional dari Doughty Street Chambers bahkan mengajukan banding melalui PBB. Mereka menyatakan Iran telah melanggar kewajiban hukum internasionalnya dengan menjatuhkan hukuman mati kepada Salehi. 

Baca Juga: Korut Kirim Delegasi ke Iran, Bahas Apa?

3. Salehi terancam eksekusi setelah 14 Mei

Toomaj Salehi hanya memiliki waktu 20 hari untuk mengajukan banding atas hukuman matinya. Setelah tenggat itu berakhir pada 14 Mei, rapper berusia 33 tahun tersebut dapat dieksekusi kapan saja.

Dilansir The Sun, pada Januari 2024, Salehi divonis 1 tahun penjara. Namun bulan lalu, Pengadilan Revolusioner Isfahan menjatuhkan hukuman mati kepadanya. Ia dinyatakan bersalah atas tuduhan berpartisipasi dalam pemberontakan melawan negara, berkumpul dan berkolusi melawan keamanan nasional, serta propaganda melawan negara.

Sebelum divonis mati, Salehi telah menghadapi penahanan berulang, pemenjaraan, dan penyiksaan dalam 3 tahun terakhir. Meski demikian, rapper yang memiliki lebih dari 2 juta pengikut di Instagram ini terus vokal mendukung hak-hak pekerja dan perempuan lewat musik.

Baca Juga: Dukung Aksi Protes, Rapper Iran Divonis 6 Tahun Penjara

Leo Manik Photo Verified Writer Leo Manik

...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya