Mantan Jenderal AS Salahkan Biden soal Jatuhnya Kabul ke Taliban

Biden disebut tidak punya rencana evakuasi yang matang

Jakarta, IDN Times - Mark Milley dan Frank McKenzie, dua mantan jenderal top Amerika Serikat (AS) yang bertanggung jawab atas proses evakuasi dari Afghanistan saat negara itu jatuh ke tangan Taliban pada Agustus 2021, memberikan kesaksian di hadapan anggota parlemen AS pada Selasa (19/3/2024).

Mereka menyalahkan pemerintahan Presiden Joe Biden atas kekacauan yang terjadi selama proses penarikan pasukan dan evakuasi warga AS dari Afghanistan.

Menurut mereka, Biden tidak menyusun rencana evakuasi yang memadai dan tidak memerintahkan pelaksanaan evakuasi secara tepat waktu. Hal ini menyebabkan situasi menjadi kacau dan tidak terkendali saat Taliban berhasil mengambil alih kota Kabul, ibu kota Afghanistan.

Kesaksian tersebut menjadi yang pertama kalinya secara terbuka mengungkap adanya ketegangan dan perbedaan pendapat antara pihak militer AS dengan pemerintahan Biden, dalam menangani situasi di Afghanistan menjelang penarikan pasukan AS, dilansir dari The Guardian.

1. Militer sarankan AS pertahankan 2.500 pasukan di Afghanistan

Milley mengaku telah mendesak Biden untuk mempertahankan pasukan residual sebanyak 2.500 personel di Afghanistan. Tujuannya untuk memberikan dukungan yang cukup bagi pasukan khusus Afghanistan untuk menahan Taliban dan memungkinkan militer AS mempertahankan Pangkalan Udara Bagram. Dengan begitu, militer AS bisa memiliki opsi tambahan untuk menanggapi serangan Taliban.

Namun, Biden tidak menyetujui pasukan residual sebanyak itu. Ia memilih mempertahankan pasukan yang lebih kecil sebanyak 650 orang yang dibatasi hanya untuk mengamankan kedutaan besar AS. Pasukan sekecil itu dinilai tidak memadai untuk mempertahankan Bagram, yang kemudian dengan cepat diambil alih oleh Taliban.

Baca Juga: Siksa Warga Kulit Hitam, Mantan Polisi AS Dihukum 20 Tahun Penjara

2. Dinilai terlambat perintahkan evakuasi

Mereka juga menilai bahwa kekacauan selama evakuasi disebabkan keterlambatan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) AS dalam memerintahkan evakuasi personel AS. 

Dalam sistem pemerintahan AS, perintah evakuasi harus berasal dari Kemlu. Jauh sebelum Kabul jatuh ke tangan Taliban, Pentagon telah mendesak Kemlu untuk segera menyusun rencana evakuasi. Pihak militer khawatir bahwa Kemlu tidak siap menghadapi situasi yang memburuk di Afghanistan.

"Kesalahan mendasar, kekurangan mendasar adalah pemilihan waktu dari Kemlu. Itu terlalu terlambat," kata Milley, dikutip dari Associated Press

3. Sebanyak 13 Tentara AS tewas dalam serangan bom bunuh diri di Bandara Kabul

Di tengah kekacauan saat Taliban mengambil alih, evakuasi warga AS dan Afghanistan dijadikan prioritas utama. Namun, proses evakuasi tersebut tidak berjalan mulus dan menelan korban jiwa.

Pada 26 Agustus 2021, serangan bom bunuh diri terjadi di Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, menewaskan 13 anggota militer AS yang sedang bertugas mengamankan evakuasi

Insiden ini terjadi di tengah kepanikan ribuan warga Afghanistan dan AS yang berusaha meninggalkan negara itu melalui pesawat militer AS. Pada akhirnya, militer berhasil menyelamatkan lebih dari 130 ribu warga sipil sebelum pesawat militer AS terakhir berangkat.

Taliban telah menguasai Afghanistan sejak kepergian AS. Pemerintahan Afghanistan kini kembali dijalankan dengan gaya Taliban yang represif. 

Baca Juga: 21 Orang Tewas akibat Kecelakaan Lalu Lintas di Afghanistan

Leo Manik Photo Verified Writer Leo Manik

...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya