Militer Rusia Tiba di Niger untuk Melatih Tentara Lokal

Keberadaan militer AS di Niger tergantikan oleh Rusia

Jakarta, IDN Times - Rusia semakin memperkuat pengaruhnya di Afrika, khususnya di Niger. Melansir The Guardian pada Sabtu (13/4/2024), sebuah pesawat Rusia yang membawa peralatan militer canggih dan 100 pelatih militer telah mendarat di ibu kota Niger, Niamey.

Kedatangan militer Rusia ini bertujuan untuk memperkuat pertahanan udara Niger dan membantu negara Afrika Barat tersebut dalam memerangi pemberontak. Namun, langkah ini juga menimbulkan pertanyaan akan masa depan kerja sama Niger dengan Amerika Serikat (AS) dalam upaya kontraterorisme.

Sejak kudeta tahun lalu, junta militer Niger semakin menjauh dari AS dan Prancis, serta beralih ke Rusia untuk dukungan militer.

Baca Juga: ECOWAS Minta Mali, Burkina Faso dan Niger Pikir Ulang sebelum Keluar

1. Rusia kirim pelatih untuk tingkatkan kemampuan militer Niger

Rusia mengirimkan 100 pelatih militer ke Niger untuk melatih tentara lokal dalam mengoperasikan sistem pertahanan udara baru mereka. Kedatangan para pelatih ini merupakan bagian dari upaya Rusia memperkuat kerja sama militer dengan negara Afrika Barat tersebut.

Kehadiran militer Rusia ini menyusul pembicaraan telepon antara Presiden Rusia, Vladimir Putin dengan Jenderal Abdourahamane Tiani, pemimpin junta militer Niger, pada 26 Maret lalu. Dalam percakapan itu, kedua pemimpin membahas tentang upaya kerja sama menjamin keamanan dan memerangi terorisme di Niger.

"Kami di sini untuk melatih tentara Niger menggunakan peralatan militer yang kami bawa dan untuk mengembangkan kerja sama militer antara Rusia dan Niger," jelas salah satu pelatih asal Rusia.

Selain memasang dan mengajari cara penggunaan sistem pertahanan udara tersebut, kehadiran militer Rusia di Niger juga akan membantu meningkatkan kemampuan tentara lokal dalam memerangi kelompok pemberontak di kawasan Sahel.

2. Hubungan AS-Niger kian merenggang

Kehadiran militer Rusia di Niger memperumit situasi bagi pasukan, personel diplomatik, dan sipil AS yang masih berada di negara tersebut. AS selama ini menganggap Niger sebagai sekutu kunci dalam memerangi kelompok militan di kawasan Sahel, Afrika. Hal ini dibuktikan dengan investasi jutaan dolar AS untuk membangun pangkalan udara dan melatih pasukan elit Niger.

Namun, kudeta tahun lalu yang menggulingkan presiden terpilih Niger telah memperburuk hubungan antara junta militer yang berkuasa dengan Washington. Puncaknya, bulan lalu junta menyatakan kehadiran militer AS ilegal dan menolak kerja sama kontraterorisme lebih lanjut. 

Baca Juga: Niger Akhiri Perjanjian Militer dengan Amerika Serikat

3. Analis: Rusia perluas pengaruh di Afrika melalui kerja sama militer

Pengamat menilai dukungan militer Rusia ke Niger, Mali, dan Burkina Faso menunjukkan upaya Moskow memperluas pengaruhnya di Afrika. Rusia memanfaatkan krisis di negara-negara tersebut dengan menawarkan bantuan, sehingga mendapatkan pijakan kuat untuk menggeser pengaruh asing lain seperti AS, Eropa, dan PBB.

"Rusia sedang mencoba menunjukkan bahwa mereka dapat mengungguli AS di Afrika," ujar Mamadou Thior, analis politik.

Di sisi lain, dukungan Rusia dinilai lebih menguntungkan bagi junta militer yang berkuasa. Pasalnya, tidak seperti negara Barat, Rusia tidak akan menekan junta untuk memastikan kembalinya demokrasi. Hal ini memungkinkan rezim militer di negara itu untuk mempertahankan kekuasaan lebih lama.

Baca Juga: Diusir dari Niger, AS Cari Alternatif Tampung Tentaranya

Leo Manik Photo Verified Writer Leo Manik

...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya