Pemerintah AS Pulangkan 11 Warganya dari Kamp ISIS di Suriah

AS pulangkan anak dari mantan militan ISIS

Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) memulangkan 11 warga negaranya, termasuk 5 anak di bawah umur, dari kamp tawanan ISIS di Suriah timur laut. Ini merupakan repatriasi terbesar warga AS dari zona perang tersebut hingga kini.

Selain warga AS, operasi ini juga memulangkan sekitar 10 warga Kanada, Belanda dan Finlandia. 

"Solusi terbaik untuk krisis kemanusiaan di kamp-kamp ini adalah dengan memulangkan, merehabilitasi, mengintegrasikan kembali warga, dan memastikan akuntabilitas atas kesalahan mereka bila perlu," ujar Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, dilansir dari The Guardian.

Saat ini, sekitar 45 ribu orang, mayoritas perempuan dan anak-anak, masih berada di kamp pengungsi di Suriah di bawah kendali milisi Kurdi. Jumlah ini termasuk sekitar 9 ribu warga negara asing dari lebih 60 negara.

1. Kisah Brandy Salman dan keluarganya

Brandy Salman, seorang perempuan asal AS, menjadi sorotan dalam operasi pemulangan ini. Melansir New York Times, ia bersama sembilan anaknya yang lahir di AS diduga menjadi bagian dari mereka yang dipulangkan. 

Kisah Salman bermula ketika suaminya yang berasal dari Turki membawa keluarga mereka ke wilayah kekuasaan ISIS di Suriah pada 2016. Diduga sang suami mengelabui Salman dengan mengatakan mereka hanya akan berkemah, namun ternyata membawa keluarganya melintasi perbatasan ke Suriah. Tak lama kemudian, suami Salman tewas terbunuh dan keluarganya pun terjebak di kamp tawanan ISIS.

Kini, setelah dipulangkan ke AS, sebagian besar keluarga Salman akan tinggal bersama ibu Brandy Salman di New Hampshire, negara bagian asal mereka. Namun, salah satu putri Salman yang berusia sekitar 24 tahun langsung ditangkap setibanya di AS karena diduga menerima pelatihan senjata dari ISIS.

Baca Juga: Mali Bunuh Komandan ISIS Penyerang Pasukan AS

2. Dua putra mantan militan ISIS juga kembali ke AS

Selain keluarga Salman, operasi ini juga memulangkan dua putra dari Abdelhamid Al-Madioum, seorang pria asal Maroko yang menjadi warga negara AS. Al-Madioum bergabung dengan ISIS pada 2015. Ia menyerah kepada milisi Kurdi dalam kondisi terluka parah pada 2019, sebelum akhirnya dipulangkan ke AS pada 2020.

Al-Madioum sendiri telah mengaku bersalah atas tuduhan mendukung terorisme. Dari pernikahannya dengan seorang janda militan ISIS, ia memiliki dua putra yang turut dibawa pulang dalam operasi ini. Hanya satu dari putranya yang merupakan warga negara AS, sedangkan adik tirinya yang berusia 9 tahun bukan warga AS.

Selama menjalani hukuman penjara, Al-Madioum berharap agar putra-putranya dapat dibesarkan oleh kakek-neneknya di Minnesota. Ia juga menyatakan keinginan untuk memberi konseling kepada orang lain agar tidak terjerumus ke dalam ekstremisme seperti dirinya.

3. Warga negara Kanada, Belanda dan Finlandia juga dipulangkan

Selain 11 warga AS, operasi ini juga memfasilitasi pemulangan 6 warga Kanada, 4 warga Belanda, dan 1 warga Finlandia, termasuk total 8 anak. AS telah mendorong negara-negara lain untuk memulangkan warganya dari kamp-kamp ini, bahkan membantu dalam hal logistik di beberapa kasus.

Namun, banyak negara Eropa masih enggan memulangkan warganya yang terkait ISIS. Mereka khawatir para individu ini dapat menjadi ancaman keamanan dan hanya akan menjalani hukuman penjara singkat di bawah sistem hukum mereka.

Irak sebagai negara tetangga Suriah telah memulangkan warganya dalam jumlah lebih besar, termasuk 700 orang dari kamp al-Hawl bulan lalu.

Meskipun AS berhasil memulangkan 11 orang dalam operasi ini, sekitar 25 warga Amerika masih tersisa di kamp-kamp tersebut. Pejabat Kurdi pun menyatakan upaya repatriasi oleh negara-negara asing masih belum memadai. Mereka menyerukan solusi internasional yang lebih komprehensif untuk mengatasi isu ini.

Baca Juga: Irak Pulangkan 700 Lebih Warga Terkait ISIS dari Kamp Suriah

Leo Manik Photo Verified Writer Leo Manik

...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya