Pengadilan Yunani Bebaskan 9 Pria Mesir Terdakwa Insiden Kapal Migran

Tenggelamnya kapal Adriana tewaskan 600 orang

Intinya Sih...

  • Pengadilan di Yunani membebaskan sembilan warga Mesir terdakwa kasus tenggelamnya kapal pengangkut migran pada Juni 2023.
  • Tenggelamnya kapal Adriana menewaskan sekitar 600 orang, termasuk perempuan dan anak-anak dari berbagai negara.
  • Frontex mencatat peningkatan perlintasan ilegal di perbatasan Uni Eropa hingga 2023, yang menjadi titik tertinggi sejak krisis migran 2015-2016.

Jakarta, IDN Times - Pengadilan di Yunani membebaskan sembilan warga Mesir terdakwa kasus tenggelamnya kapal pengangkut migran pada Juni 2023 lalu dalam sidang pada Selasa (21/5/2024). Insiden yang terjadi di perairan internasional tersebut menewaskan ratusan orang.

Melansir dari The Guardian, Hakim Eftichia Kontaratou menyatakan, pengadilan Yunani tidak memiliki yurisdiksi atau kewenangan untuk mengadili kasus ini. Alasannya, tragedi kapal migran itu terjadi di luar wilayah perairan Yunani. Keputusan hakim disambut tepuk tangan dan sorak-sorai dari para pendukung terdakwa yang hadir.

Baca Juga: Memanas! Yunani Ancam Akan Tolak Aksesi Makedonia Utara di Uni Eropa

1. Insiden tenggelamnya kapan Adriana tewaskan 600 orang

Tenggelamnya kapal nelayan tua bernama Adriana tersebut menjadi salah satu tragedi maritim terburuk di Laut Mediterania dalam beberapa tahun terakhir. Kapal yang diduga memuat hingga 750 migran dari Libya menuju Italia itu tenggelam di perairan dekat Yunani yang sangat dalam.

Sekitar 600 orang diperkirakan tewas dalam insiden nahas tersebut, termasuk perempuan dan anak-anak yang terjebak di palka kapal. Para korban berasal dari berbagai negara seperti Pakistan, Suriah, Mesir, dan Palestina. Hanya 104 penumpang yang berhasil selamat, semuanya laki-laki, sementara 82 jenazah berhasil dievakuasi dari dasar laut.

Insiden ini kembali menyoroti persoalan migrasi di Eropa. Badan perbatasan Uni Eropa (Frontex) mencatat deteksi perlintasan ilegal di perbatasan blok tersebut meningkat selama tiga tahun berturut-turut hingga 2023. Peningkatakan ini mencapai titik tertinggi sejak krisis migran selama 2015-2016.

2. Terdakwa asal Mesir dibebaskan dari tuduhan

Sembilan warga Mesir yang baru dibebaskan oleh pengadilan Yunani termasuk di antara 104 orang yang selamat dari insiden tersebut. Mereka ditahan sejak Juni 2023 karena didakwa terlibat dalam operasi penyelundupan migran ilegal yang berakhir tragis.

Namun, kesembilan pria ini sejak awal membantah tuduhan tersebut. Mereka menegaskan bahwa mereka hanyalah penumpang yang telah membayar untuk menaiki kapal, sama seperti ratusan migran lainnya. Mereka juga menyatakan bahwa tujuan mereka adalah mencapai Italia, bukan Yunani.

Dalam putusannya, hakim juga membebaskan para terdakwa dari dua tuduhan utama yaitu penyelundupan migran dan masuk secara ilegal ke Yunani.

"Setelah hampir setahun ditahan secara keliru, kesembilan pria ini kini dapat menikmati kebebasan mereka. Ini adalah putusan yang sangat penting yang akan menjadi preseden dalam mengadili kasus-kasus yang terjadi di perairan internasional. Ini adalah hasil yang membuat kami semua sangat bahagia", kata Alexandros Georgoulis, salah satu pengacara mereka.

Baca Juga: PM Yunani Bertemu Erdogan, Upaya Selesaikan Masalah Bilateral

3. Kontroversi soal peran penjaga pantai Yunani

Terlepas dari dibebaskannya para terdakwa, masih ada kontroversi terkait tindakan pihak berwenang Yunani dalam merespons insiden kapal Adriana. Penjaga pantai Yunani dikritik lamban dalam upaya penyelamatan.

Pejabat Yunani beralasan mereka tidak dapat bertindak lebih awal karena insiden terjadi di perairan internasional. Namun, saat ini sedang dilakukan penyelidikan terpisah untuk mengevaluasi kinerja penjaga pantai.

Kelompok pegiat HAM mempertanyakan klaim pemerintah Yunani. Mereka menduga penjaga pantai justru membuat kapal terbalik saat berupaya menarik kapal nelayan yang kesulitan. Frontex, badan perbatasan Uni Eropa, juga menyinggung adanya kelalaian dalam insiden ini. Para korban selamat bahkan menggugat otoritas Yunani pada September lalu.

"Sekarang setelah penderitaan para korban selamat berakhir, kita perlu melihat Pengadilan Angkatan Laut menyelesaikan penyelidikannya untuk menentukan tanggung jawab Penjaga Pantai Yunani atas hilangnya nyawa yang sangat besar dalam kecelakaan kapal di Pylos," ujar Judith Sunderland, direktur asosiasi di Human Rights Watch, dikutip dari Associated Press

Baca Juga: Bulgaria-Yunani Kecam Pernyataan Presiden Baru Makedonia Utara

Leo Manik Photo Verified Writer Leo Manik

...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya