Pilpres Slovakia: Mantan Menlu Pro-Uni Eropa Unggul di Putaran Pertama

Putaran kedua pilpres Slovakia digelar pada 6 April 2024

Jakarta, IDN Times - Mantan Menteri Luar Negeri Slovakia yang pro-Uni Eropa, Ivan Korcok, berhasil meraih kemenangan mengejutkan pada putaran pertama pemilihan presiden di negaranya. Dilansir The Guardian pada Minggu (24/3/2024), diplomat karier berusia 59 tahun itu memperoleh suara terbanyak di antara 9 kandidat dengan perolehan 42,5 persen suara.

Korcok akan menghadapi Peter Pellegrini, sekutu dekat Perdana Menteri populis Robert Fico, dalam pemungutan suara putaran kedua yang akan digelar pada 6 April mendatang. Pellegrini sendiri meraih 37,1 persen suara pada putaran pertama.

Baca Juga: Republik Ceko-Slovakia Terlibat Percekcokan soal Ukraina

1. Korcok ingin jadi penyeimbang kekuasaan PM Fico

Pemilihan presiden dapat dimanfaatkan Perdana Menteri Slovakia saat ini, Robert Fico untuk semakin mengukuhkan kekuasaannya. Sikap Fico yang dinilai terlalu berpihak pada Rusia dalam konflik di Ukraina telah menuai kritik pedas dari berbagai pihak.

Di sisi lain, Ivan Korcok yang juga pernah menjadi Duta Besar Slovakia untuk Jerman dan Amerika Serikat, menyatakan, dirinya akan menjadi penyeimbang dan pengontrol pemerintahan yang dipimpin Fico jika terpilih sebagai presiden.

"Saya harus berdialog dengan puluhan ribu pendukung koalisi pemerintah yang tidak sependapat dengan arah yang ditempuh pemerintah dalam memimpin Slovakia," tegas Korcok di hadapan para pendukungnya. 

2. Pellegrini optimistis mendapat dukungan dari pemilih nasionalis

Di kubu lain, Peter Pellegrini yang pernah menjabat sebagai Perdana Menteri Slovakia, optimistis bisa mendapatkan dukungan dari para pendukung nasionalis yang juga mendukung Stefan Harabin.

Harabin merupakan mantan Ketua Mahkamah Agung yang dikenal pro-Rusia dan berhasil meraih suara terbanyak ketiga dengan perolehan 11,75 persen. Keberhasilan Harabin ini tidak lepas dari dukungan partai nasionalis yang juga tergabung dalam koalisi pemerintah saat ini.

"Mayoritas rakyat Slovakia ingin memiliki presiden yang akan membela kepentingan negara," tegas Pellegrini, dikutip dari Politico. 

Baca Juga: Slovakia Akhirnya Setujui Bantuan Finansial Uni Eropa ke Ukraina

3. Presiden Slovakia berperan penting dalam mengawasi pemerintahan

Meskipun tidak memiliki kekuasaan eksekutif sebesar Perdana Menteri, presiden Slovakia tetap memiliki peran penting dalam sistem pemerintahan negara tersebut. Presiden berwenang dalam menunjuk anggota pemerintah dan lembaga peradilan, serta dapat memveto undang-undang yang dianggap tidak sesuai.

Selain itu, presiden juga dapat mempengaruhi opini publik melalui pernyataan-pernyataannya, seperti yang kerap dilakukan oleh Presiden Zuzana Caputova yang dikenal liberal. Caputova, yang memutuskan tidak mencalonkan diri lagi, dikenal sebagai pengkritik keras kebijakan Perdana Menteri Robert Fico. Ia kerap menentang upaya pemerintah untuk merevisi undang-undang pidana dan sikap lunak terhadap tindakan agresif Rusia di Ukraina.

"Pemilihan kali ini akan membuktikan apakah gelombang protes besar-besaran yang terjadi di Bratislava dan kota-kota besar lainnya belakangan ini juga didukung oleh masyarakat yang biasanya menyampaikan ketidakpuasannya melalui pemungutan suara," ujar Radoslav Stefancik, analis politik dari University of Economics di Bratislava.  

Baca Juga: Asosiasi Sopir Truk Slovakia Jadi Blokir Pintu Perbatasan Ukraina

Leo Manik Photo Verified Writer Leo Manik

...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya