Lima Momen Paling Diingat Selama KTT G7 di Prancis

Dalam KTT tahun lalu, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, berpendapat bahwa untuk selanjutnya Rusia perlu dilibatkan kembali. Di KTT tahun ini, usulan tersebut mendapatkan respons negatif dari negara-negara anggota G7.

"Dalam kondisi apa pun, kami tidak bisa menyetujui logika ini," kata Presiden Dewan Uni Eropa Donald Tusk, seperti dilansir Reuters.

"Ketika Rusia dulu diundang ke G7 untuk pertama kali, negara itu diyakini bisa menempuh jalur demokrasi liberal, penegakan hukum dan HAM penuh. Apa ada di antara kita sekarang, yang bisa mengatakan dengan penuh keyakinan, bukan perhitungan bisnis, bahwa Rusia ada di jalur itu?"

Sebelumnya, Jerman, Prancis dan Inggris juga menolak usulan Trump itu. Dikutip dari The Guardian, Jepang, melalui Perdana Menteri Shinzo Abe, menyatakan sikap netral. Sementara itu, hanya Perdana Menteri Giuseppe Conte dari Italia yang mengungkapkan dukungan terhadap usulan Trump.

Javad Zarif yang tiba-tiba datang ke Biarritz untuk bertemu Presiden Prancis, Emmanuel Macron, barangkali menjadi momen paling tidak biasa dalam KTT tahun ini. Bahkan, seperti dilaporkan BBC, delegasi Amerika Serikat terkejut dengan kehadiran Menteri Luar Negeri Iran itu, terutama karena hubungan kedua negara sedang sangat memanas.

Zarif pun mengunggah dua foto yang memperlihatkan pertemuannya dengan Macron pada Minggu (25/8) di Twitter. "Diplomasi aktif Iran dalam upaya mewujudkan hubungan yang konstruktif berlanjut," tulis Zarif. "Jalan di depan sulit. Tapi layak untuk dicoba."

Trump merespons dengan dingin usaha Prancis untuk meredakan ketegangan. "Kami akan melakukan cara kami sendiri, tapi, tahukah Anda, saya tidak bisa menghentikan orang-orang untuk berbicara. Jika mereka mau berbicara, mereka bisa berbicara," ujar Trump.

Macron kembali menjadi sorotan kemarin ketika sejumlah demonstran anti-G7 turun ke jalan di kawasan barat daya Prancis. Dikutip dari The Local France, mereka mencuri foto-foto Macron dari Balai Kota, kemudian memparadekannya dalam posisi terbalik di jalanan kota.

Para demonstran mengkritik kebijakan iklim Presiden termuda Prancis tersebut dengan menyuarakan "turunkan Macron". Mereka meneriakkan yel-yel seperti: "Satu, dua, tiga derajat, ini adalah kejahatan terhadap kemanusiaan!"

"Kami memegang fotonya terbalik untuk menunjukkan kurang masuk akalnya kebijakan-kebijakannya," kata salah satu aktivis bernama Mathieu. Dalam beberapa foto juga tertuliskan: "Keadilan iklim dan sosial, di mana Macron?"

Momen berikutnya yang menjadi pembicaraan adalah sebuah foto ketika Ibu Negara Melania Trump akan mencium Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau. Di sampingnya adalah suaminya yang tampak menundukkan kepala.

Salah satu netizen menyebut bahwa foto tersebut mengingatkan pada meme yang memperlihatkan seorang laki-laki menoleh ke belakang untuk melihat perempuan lain, padahal ia sedang bersama kekasihnya.

Perdana Menteri Inggris terbaru mengatakan negaranya bisa "dengan mudah mengatasi" Brexit tanpa kesepakatan. Dilansir dari The Guardian, Johnson menyebut ini terjadi karena kesalahan para pemimpin Uni Eropa.

"Saya kira kami bisa melewati ini, ini adalah sebuah negara yang sangat luar biasa, Kerajaan Inggris, jadi kami bisa dengan mudah mengatasi suatu skenario tanpa kesepakatan," kata Johnson.

Ia juga mengatakan bahwa persiapan untuk skenario tersebut sedang dimaksimalkan untuk membantu mengamankan persetujuan. Akan tetapi, Johnson menyalahkan Uni Eropa atas skenario ini dengan menyebut institusi itu "keras kepala" karena memaksa ada hasil pada 31 Oktober.