Jakarta, IDN Times - Vaksin untuk menangkal penyakit yang disebabkan virus corona jenis baru, COVID-19, menjadi harapan bagi setiap negara yang terpapar penyakit mematikan ini. COVID-19 masih melanda di hampir seluruh negara di dunia. Sebagian negara bahkan dikabarkan mulai memasuki gelombang kedua pandemik.
Pemerintah Indonesia melalui PT Bio Farma pun berencana mengembangkan vaksin COVID-19. Bio Farma, selaku induk holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor farmasi, akan menggandeng Tiongkok untuk mengembangkan pembuatan vaksin virus corona di dalam negeri.
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan pihaknya masih melakukan komunikasi dengan lembaga vaksin di Tiongkok yang bernama Sinovac Biotech.
"Kami juga lagi lakukan koordinasi dengan mereka, bagaimana kalau seandainya vaksin uji klinis berikutnya serta juga untuk proses pembikinan massalnya itu nanti bisa dilakukan di Bio Farma," kata dia dalam RDP dengan Komisi VI DPR secara virtual, Selasa (21/4).
Selain itu, Bio Farma juga berencana melakukan kolaborasi dengan lembaga The Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI). Hingga saat ini, lembaga tersebut sedang meninjau proposal yang telah dikirimkan Bio Farma ke CEPI.
Kandidat Doktor bidang Rekayasa Genetik dan peneliti vaksin Universitas Oxford, Muhammad Hanafi, mengungkapkan saat ini, sudah ada 95 sampai 100 vaksin untuk COVID-19 yang dikembangkan perusahaan dan universitas di seluruh dunia. Namun, dari jumlah tersebut hanya 33,4 persen atau sekitar lima atau enam vaksin yang sukses masuk clinical trial phase atau uji coba terhadap manusia.
"Sebagian besar masih dikembangkan di lab bukan dalam pengujian manusia. Salah satu yang sudah diujikan masuk ke clinical trial atau uji klinis dan sudah diujikan ke manusia adalah vaksin yang dikembangkan di Oxford," kata Hanifi di program Ngobrol Asik by IDN Times, Sabtu (9/5).
Berikut IDN Times melaporkan langkah demi langkah perkembangan proyek pembuatan vaksin COVID-19 di berbagai negara.