Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Makin Tegang, China Sindir Jepang: Negara Kalah Perang Harus Hati-Hati
Bendera China (unsplash.com/Arthur Wang)

Intinya sih...

  • Jet tempur China kunci radar pada pesawat militer Jepang, memicu ketegangan baru

  • China menyinggung status Jepang sebagai negara kalah perang dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Jerman

  • Pemerintah Taiwan menolak klaim teritorial China dan menekankan kedaulatan mereka atas pulau tersebut

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - China mengecam keras Jepang setelah Tokyo menuduh pesawat tempur Beijing mengarahkan radar pengendali tembakan ke pesawat militer Jepang. Menteri Luar Negeri (Menlu) China, Wang Yi mengatakan, tindakan Jepang merupakan bentuk ancaman militer yang sepenuhnya tidak dapat diterima.

Ketegangan kedua negara meningkat di tengah pernyataan terbaru Jepang mengenai kemungkinan respons terhadap setiap aksi militer China yang juga berdampak pada keamanan Jepang.

1. Insiden radar picu ketegangan baru

Ilustrasi bendera jepang (unsplash.com/Alexander Grigoryev)

Jepang sebelumnya mengecam ‘tindakan berbahaya’ ketika jet tempur China diduga mengunci radar pada pesawat militer Jepang. Namun Beijing menolak tuduhan tersebut dan balik menyalahkan Jepang karena mengirim pesawat yang dianggap mengganggu latihan penerbangan berbasis kapal induk China di timur Selat Miyako.

Insiden tersebut menambah ketegangan yang telah meningkat dalam sebulan terakhir sejak Perdana Menteri (PM) Jepang Sanae Takaichi menyampaikan Jepang dapat merespons setiap tindakan militer China terhadap Taiwan apabila hal itu juga mengancam keamanan nasional Jepang.

Di Tokyo, Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Minoru Kihara kembali menegaskan, penyinaran radar secara intermiten merupakan tindakan berbahaya yang melampaui batas keselamatan dan kebutuhan operasi. Ia menolak mengonfirmasi laporan bahwa China tidak menjawab panggilan Jepang melalui hotline bilateral selama insiden berlangsung.

2. China singgung status Jepang sebagai negara kalah perang

ilustrasi bendera China (pixabay.com/glaborde7)

Dikutip dari Channel News Asia, Selasa (9/12/2025), dalam pertemuan dengan Menlu Jerman, Johann Wadephul di Beijing kemarin, Wang Yi menyinggung peringatan 80 tahun berakhirnya Perang Dunia II.

“Jepang, sebagai negara yang kalah perang, seharusnya bertindak lebih berhati-hati,” kata Wang Yi.

Wang menuduh Tokyo memanfaatkan isu Taiwan,yang pernah berada di bawah kolonialisme Jepang selama setengah abad, untuk memprovokasi dan mengancam China secara militer. Menurut laporan Xinhua, Wang menyebut pernyataan terbaru pemimpin Jepang tentang skenario hipotetis terkait Taiwan sebagai serampangan.

China tetap menegaskan, Taiwan merupakan wilayahnya berdasarkan fakta sejarah dan hukum yang tidak terbantahkan. Wang juga menyatakan Republik Rakyat China sebagai negara penerus Republik China secara alami memiliki kedaulatan atas Taiwan.

3. Taiwan tolak tegas klaim Beijing

Bendera Taiwan. (unsplash.com/winstonchen)

Pemerintah Taiwan kembali menolak klaim teritorial China. Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Taiwan, Hsiao Kuang-wei mengatakan, Taiwan sama sekali bukan bagian dari Republik Rakyat China (RRC) dan tidak pernah berada di bawah pemerintahannya.

Ia menekankan, hanya pemerintahan Taiwan yang dipilih secara demokratis yang dapat mewakili 23 juta penduduknya di komunitas internasional maupun forum multilateral.

Taiwan berulang kali menegaskan, RRC tidak pernah memerintah pulau tersebut sejak didirikannya pada 1949, dan bahwa sejarah yang dikutip Beijing merupakan bentuk penafsiran yang keliru.

Editorial Team