Jakarta, IDN Times – Mali dan Rusia mengumumkan kesepakatan terkait rencana pengembangan energi nuklir pada Selasa (24/6/2025). Perjanjian itu disepakati dalam kunjungan Presiden transisi Mali, Kolonel Assimi Goita, ke Moskow sehari sebelumnya.
“Perjanjian ini akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pengembangan industri dan kedaulatan energi nasional,” katanya, dilansir dari Anadolu Agency.
Bersama Presiden Rusia, Vladimir Putin, Goita mengatakan pakta energi nuklir inovatif itu bertujuan untuk mengatasi krisis energi Mali. Melalui kerja sama itu, kedua negara mengembangkan infrastruktur, mentransfer keterampilan dan teknologi, serta melatih personel lokal.
Perjanjian ini diharapkan dapat meningkatkan kemandirian energi Mali dan mengurangi ketergantungan pada impor yang mahal.