Jakarta, IDN Times - Mantan kepala intelijen militer Israel, Aharon Haliva, secara terbuka menjustifikasi pembunuhan puluhan ribu warga Palestina di Gaza. Ia menilai kematian tersebut diperlukan bagi generasi mendatang.
“Untuk setiap orang yang tewas pada 7 Oktober, 50 warga Palestina harus mati,” kata Haliva dalam rekaman suara yang disiarkan oleh Channel 12 pada Jumat (15/8/2025). Tidak disebutkan kapan rekaman itu dibuat.
Lebih lanjut, Haliva mengatakan bahwa warga Palestina perlu menghadapi 'Nakba' sesekali untuk merasakan konsekuensi. Nakba, yang berarti 'bencana' dalam bahasa Arab, mengacu pada pengungsian massal dan perampasan hak milik warga Palestina selama perang Arab-Israel pada 1948.
“Saya tidak mengatakan ini sebagai balas dendam, melainkan sebagai pesan bagi generasi mendatang,” tambahnya, seraya menyebut Gaza sebagai lingkungan yang terganggu.