Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
bendera Amerika Serikat (unsplash.com/Robert Linder)
bendera Amerika Serikat (unsplash.com/Robert Linder)

Jakarta, IDN Times - Mayoritas warga Amerika Serikat (AS) kini dilaporkan tidak lagi mendukung kampanye militer Israel di Jalur Gaza, yang meletus sejak 7 Oktober 2023. Hal itu diketahui berdasarkan jajak pendapat Gallup yang dirilis pada Rabu (27/3/2024).

Jajak pendapat itu menunjukkan bahwa 55 persen responden tidak menyetujui aksi militer Israel di Gaza, naik dari 45 persen yang memilih tidak setuju pada November. Hanya 36 persen warga AS yang mendukung serangan itu, turun dari 50 persen.

1. 75 persen pendukung Demokrat memandang negatif tindakan Israel

Persentese ini bahkan lebih tinggi di kalangan pemilih Demokrat, dengan 75 persen responden menyatakan pandangan negatif terhadap tindakan Israel. 60 persen pemilih independen juga menyatakan tidak setuju.

“Jajak pendapat Gallup mencerminkan keterputusan yang jelas antara kebijakan pemerintahan Biden dan pandangan mayoritas warga Amerika, khususnya Demokrat, mengenai tindakan Israel di Gaza,” kata Raed Jarrar, direktur advokasi di Democracy for the Arab World Now, sebuah lembaga pemikir di Washington DC.

“Perbedaan ini menunjukkan adanya kebutuhan mendesak bagi pemerintah untuk menyelaraskan kembali kebijakan luar negerinya dengan nilai-nilai dan harapan konstituennya. Kesenjangan besar dalam persetujuan harus menjadi alasan lain bagi pemerintah untuk mengakhiri dukungannya terhadap genosida Israel,” katanya kepada Al Jazeera.

2. Biden hadapi kemarahan publik atas dukungannya terhadap Israel

Presiden AS Joe Biden, seorang Demokrat, telah menghadapi protes dan kemarahan publik atas dukungannya yang kuat terhadap Israel.

“Penentangan luas dari Partai Demokrat terhadap tindakan Israel menggarisbawahi sulitnya masalah ini bagi Presiden Joe Biden di antara pendukung paling setianya,” kata Gallup pada Rabu.

“Beberapa kritikus Partai Demokrat percaya Biden terlalu dekat dengan Israel karena tidak mengambil tindakan yang lebih kuat untuk mendorong gencatan senjata dan membantu warga sipil Palestina yang terjebak di zona perang.”

Awal pekan ini, pemerintahan Biden abstain dari resolusi gencatan senjata Dewan Keamanan PBB setelah tidak menggunakan hak vetonya. Menurut para ahli, tindakan tersebut menyoroti rasa frustrasi Biden terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Namun Washington terus memberikan senjata dan dukungan publik kepada Israel, dan para pejabat senior AS meremehkan pentingnya tindakan Dewan Keamanan PBB.

3. Lebih dari 32 ribu warga Palestina tewas di Gaza

Sementara itu, Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza pada Rabu mengatakan bahwa serangan Israel di wilayah tersebut selama 24 jam terakhir telah menewaskan sedikitnya 76 orang, sehingga total kematian mencapai sedikitnya 32.490 jiwa sejak perang dimulai.

Israel melancarkan serangan besar-besaran di Jalur Gaza sebagai respons atas serangan kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober, yang dilaporkan menewaskan 1.139 warga Israel.

Israel juga terus memblokir pengiriman bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut, yang menghadapi kekurangan makanan, air bersih, dan pasokan lainnya.

Seorang pakar PBB pekan ini memperingatkan bahwa ada alasan yang masuk akal untuk meyakini bahwa Israel melakukan genosida di Gaza. Namun, pemerintah Israel menolak tuduhan tersebut.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorFatimah