Jakarta, IDN Times - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Indonesia sejak awal diumumkan terus menuai pro dan kontra. Terlebih ketika banyak anak mengalami keracunan saat menyantap makan siang gratis.
Banyak pihak menilai, Indonesia harusnya belajar lebih dulu ke berbagai negara yang telah memiliki program serupa untuk pelajarnya. Laporan Transparency International Indonesia (TII), membandingkan program makan gratis di sejumlah negara yang telah memiliki program ini.
"Program makan siang di sekolah bukanlah hal yang baru. Berdasarkan data yang dikeluarkan Global Child Nutrition Foundation (GCNF) pada 2024, terdapat 146 negara yang telah menjalankan program makan siang di sekolah dengan berbagai skala cakupan," kata TII dalam laporannya, dikutip IDN Times, Jumat (4/7/2025).
Dari penelitian yang dibuat, disebutkan jika mekanisme pelaksanaannya dilakukan secara beragam baik sentralisasi, desentralisasi maupun semi desentralisasi. Pelibatan publik, disebut-sebut sebagai salah satu kunci sukses pelaksanaan program ini di berbagai negara.
"Publik turut berpartisipasi secara aktif untuk terlibat baik dalam penyediaan bahan baku, pelaksanaan program, serta pengawasan program," kata laporan tersebut.
TII menambahkan, pelaksanaan program makan di sekolah di berbagai negara juga menunjukkan bagaimana program makan siang gratis dapat dirancang dengan mempertimbangkan aspek keberlanjutan, dan keterlibatan komunitas.
Menurut mereka, pendekatan ini bukan hanya menekan biaya logistik dan memperkuat ketahanan pangan lokal, tapi juga membangun rasa kepemilikan masyarakat akan keberlanjutan program. Laporan ini juga membandingkan sejumlah program makan siang gratis di beberapa negara.