Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Charlie Kirk
Charlie Kirk berbicara di Konferensi Aksi Politik Konservatif (CPAC) 2018 di National Harbor, Maryland. (Gage Skidmore from Peoria, AZ, United States of America, CC BY-SA 2.0, via Wikimedia Commons)

Intinya sih...

  • Kirk, aktivis politik konservatif yang rajin berbicara di acara Partai Republik dan memiliki jutaan pengikut di media sosial.

  • Mendukung pengendalian senjata api, anti-transgender, dan skeptisisme atas pandemi Covid-19.

  • Hubungan dekat dengan Trump, menghadiri pelantikan dan memainkan peran kunci dalam upaya memenangkan Trump dalam pemilihan tahun lalu.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Charlie Kirk, salah satu orang kepercayaan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tewas ditembak saat menjadi pembawa acara di Turning Point USA. Charlie Kirk tewas ditembak di leher, dan disebut polisi sebagai penembakan terarah.

Trump mengumumkan langsung kabar tentang kematian Kirk di akun media sosialnya, Truth Social. "Charlie Kirk yang Hebat, bahkan Legendaris, telah meninggal dunia. Tak seorang pun yang memahami atau memiliki Hati Anak Muda di Amerika Serikat lebih baik dari Charlie," kata Trump, dikutip dari BBC, Kamis (11/9/2025).

Charlie ditembak mati pada Rabu (10/9/2025) dalam usia 31 tahun. Turning Point, yang ia dirikan pada usia 18 tahun, bertujuan untuk menyebarkan cita-cita konservatif di perguruan tinggi-perguruan tinggi AS yang berhaluan liberal.

Acara yang digelar pada hari Rabu di Utah Valley University, tempat ia ditembak mati, merupakan awal dari tur Turning Point multi-kampus, di mana para peserta diundang untuk berdebat dengan Kirk tentang isu-isu serupa.

1. Mengabdi sebagai aktivis politik

Charlie Kirk sedang berbincang dalam debatnya sebelum ditembak/Time/Tess Crowley

Kirk merupakan putra seorang arsitek yang tumbuh besar di pinggiran kota Chicago yang makmur, Prospect Heights. Ia kuliah di perguruan tinggi komunitas dekat Chicago sebelum keluar untuk mengabdikan dirinya pada aktivisme politik.

Ia juga gagal mendaftar ke West Point, akademi militer elite AS, dan sering bercanda tentang kurangnya gelar sarjananya ketika terlibat dalam debat dengan mahasiswa dan akademisi tentang topik-topik esoteris seperti postmodernisme.

Faktanya, ia adalah seorang pembicara publik yang rajin, berkeliling negara berbicara di acara-acara Partai Republik, banyak di antaranya populer di kalangan anggota gerakan Tea Party yang ultra-konservatif, dan acara bincang-bincang radio konservatif hariannya memiliki jutaan pengikut di media sosial.

Kirk berpidato di Oxford Union awal tahun ini, dan pada tahun 2020, menulis buku terlaris, The Maga Doctrine, yang merujuk pada kampanye Trump, Make America Great.

Namun, agama Kristen evangelis dan keluarganya menjadi pusat perhatian dalam politiknya. Ia kerap dipandang sebagai masa depan aktivisme konservatif, sekaligus sosok yang sangat memecah belah.

2. Kerap menyuarakan pengendalian senjata api

Kirk yang menikah dengan mantan Miss Arizona, dan dikaruniai dua anak ini kerap membahas mengenai berbagai isu politik. Salah satu yang menjadi fokusnya dan sering dibahas di berbagai acara dan podcast adalah mengenai pengendalian senjata api.

"Sayangnya, ada baiknya menanggung biaya beberapa kematian akibat senjata api setiap tahun agar kita dapat memiliki Amandemen Kedua," kata Kirk bulan lalu.

Ia juga menyebarkan pandangan anti-transgender dan skeptisisme atas pandemi Covid-19. Kirk pun secara terbuka mempromosikan klaim palsu bahwa pemilu 2020 dicuri dari Trump.

Namun, dalam menanggapi penembakan fatal tersebut, beberapa orang menekankan bahwa Kirk menghargai dan mendorong perdebatan mengenai berbagai gagasan.

"Seluruh proyeknya dibangun untuk menjangkau lintas batas dan menggunakan ujaran, bukan kekerasan, untuk mengatasi dan menyelesaikan masalah!" William Wolfe, direktur eksekutif Center for Baptist Leadership, menulis di X.

3. Hubungan Charlie Kirk dengan Donald Trump

Donald Trump (commons.wikimedia.org/Gage Skidmore)

Hubungan antara Kirk dan Trump berkembang setelah kemenangan Trump, dengan Kirk menghadiri pelantikan Trump pada bulan Januari di Washington DC, dan menjadi pengunjung tetap di Gedung Putih selama kedua masa jabatan Trump.

Awal tahun ini, ia bepergian bersama putra Trump, Donald Trump Jr., ke Greenland, ketika presiden terpilih saat itu berargumen bahwa AS harus memiliki wilayah Arktik tersebut.

Organisasi Turning Point yang ia bangun, memainkan peran kunci dalam upaya mengajak orang untuk memilih Trump dan kandidat Republik lainnya dalam pemilihan tahun lalu. Generasi milenial ini secara luas diakui telah membantu mendaftarkan puluhan ribu pemilih baru dan memenangkan Arizona untuk Trump.

Sebuah klip Trump sendiri diputar di awal podcast Kirk, "Saya ingin berterima kasih kepada Charlie, dia pria yang luar biasa, semangatnya, kecintaannya pada negara ini, dia telah melakukan pekerjaan yang luar biasa dalam membangun salah satu organisasi kepemudaan paling berpengaruh yang pernah ada."

Organisasi nirlaba ini dimulai setelah Presiden Barack Obama terpilih kembali pada tahun 2012. Misinya, yang ditujukan bagi kaum muda, adalah mengorganisir mahasiswa untuk mempromosikan prinsip-prinsip tanggung jawab fiskal, pasar bebas, dan pemerintahan terbatas. Kini, organisasi ini memiliki cabang di lebih dari 850 perguruan tinggi.

Editorial Team