Dengan diterimanya India dan Pakistan sebagai anggota penuh SCO, maka organisasi tersebut memiliki total anggota sebanyak delapan negara.
SCO telah melebarkan sayap kerja sama ke beberapa wilayah lainnya, dari mulai Eropa, Timur Tengah bahkan sampai Asia Tenggara.
Negara-negara lain telah melirik dan menjalin hubungan dengan SCO, meski tidak sebagai anggota penuh, tapi dikui telah menjalin ikatan.
Dilansir dari situs resmi SCO, negara-negara dengan status pengamat dalam organisasi internasional tersebut adalah Belarusia, Afghanistan, Iran, dan Mongolia.
Kemudian negara-negara yang menjalin hubungan dengan SCO dalam status sebagai anggota khusus, yakni sebagai mitra dialog, adalah Armenia, Azerbaijan, Nepal, Turki, Sri Lanka dan Kamboja.
Hubungan Rusia dengan Barat telah memanas dalam beberapa tahun terakhir. Ini khususnya ketika pasukan Vladimir Putin mencaplok Krimea dari Ukraina pada tahun 2014. Rusia menjadi terkunci dalam blokade geopolitik.
Pada akhirnya, strategi Rusia adalah mendekatkan diri ke kekuatan raksasa ekonomi lain, juga membangun relasi lebih erat dengan negara post-Soviet. China menjadi rekan Rusia, yang seakan memiliki "musuh" yang sama, yakni Amerika Serikat.
Terbentuknya SCO juga karena dua negara itu sebagai mesin utama, dan menjadi benteng utama untuk menghadang pengaruh kekuatan AS khususnya di wilayah Asia Tengah.
Meski begitu, Rusia adalah negara yang sangat peka. Kekuatan ekonomi China yang agresif telah memberi pengaruh lebih besar bagi negara-negara Asia Tengah, yang beberapa di antaranya sangat kaya minyak.
Karena itu, posisi India sebagai saingan kekuatan ekonomi China yang diterima di SCO bisa jadi strategi untuk menghambat Beijing. Di sisi lain yang diharapkan, jika China, India dan Rusia memiliki persatuan yang erat, maka koalisi itu akan jadi salah satu koalisi yang tangguh.
Pada Jumat, 17 September 2021, Iran resmi diterima sebagai anggota SCO. Para anggota organisasi itu secara bulat menerima Teheran. Kini SCO berarti memiliki sembilan anggota penuh.