Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kapal-kapal perang milik Angkatan Laut Federasi Rusia sedang melaksanakan latihan tempur di Laut Kaspia. twitter.com/mod_russia
Kapal-kapal perang milik Angkatan Laut Federasi Rusia sedang melaksanakan latihan tempur di Laut Kaspia. twitter.com/mod_russia

Jakarta, IDN Times - China menegaskan kembali hubungan militer mereka dengan Rusia. Pada Senin (3/7/2023) waktu setempat, Menteri Pertahanan China, Li Shangfu, bertemu Kepala Angkatan Laut Rusia, Nikolai Yevmenov.

Momen ini jadi pertemuan formal perdana antara China dan Rusia, usai pemberontakan yang dilakukan grup Wagner. Apa saja yang dibahas Li dan  Yevmenov dalam pertemuan ini?

1. Harapan penguatan komunikasi antar dua negara

Seorang anggota layanan Rusia terlihat di kendaraan tempur infanteri BMP-3 selama latihan yang diadakan oleh angkatan bersenjata Distrik Militer Selatan di jajaran Kadamovsky di wilayah Rostov, Rusia Kamis (3/2/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Sergey Pivovarov/WSJ.

Li berkata, lewat pertemuan ini diharapkan militer China dan Rusia, khususnya angkatan laut, memperkuat komunikasi di semua level. Dia juga ingin angkatan laut kedua negara menggelar latihan dan patroli secara rutin.

"Kami (China dan Rusia) harus memberikan kontribusi positif untuk menjaga perdamaian, serta stabilitas kawasan dan dunia. Oleh karena itu, komunikasi antar kedua negara harus diperkuat," ujar Li, dilansir ABC News.

2. Keinginan China diamini Rusia

Kapal ocean salvage and rescue Yongxingdao-863 milik Angkatan Laut Tiongkok yang akan membantu evakuasi KRI Nanggala 402 (Dokumentasi TNI Angkatan Laut)

Keinginan dari Li ini diamini Yevmenov. Dia juga menyebut, China dan Rusia harus melanjutkan perluasan komunikasi di semua level, terutama dalam masing-masing angkatan laut.

Selain itu, dia menegaskan, kedua negara harus terus mendorong hubungan militer China dan Rusia ke level yang lebih tinggi. Beijing pun siap mendukung Moskow dalam menjaga stabilitas nasional.

3. China dan Rusia akrab belakangan ini

Ilustrasi kapal perang penghancur kapal selam milik Angkatan Laut Rusia (Kantor berita Rusia ITASS)

China memang menjadi negara yang bersikap netral terkait invasi Rusia ke Ukraina. Sikap China ini mengundang kritik dari negara-negara Barat, karena China tak pernah mengecam aksi invasi Rusia ke Ukraina.

Malah, selepas invasi, hubungan China dan Rusia semakin akrab. Tidak hanya hubungan diplomatik, hubungan ekonomi, bahkan militer kedua negara semakin erat.

Editorial Team