Menlu AS: Israel Butuh Langkah Konkrit Terkait Gaza Setelah Perang

Jakarta, IDN Times – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, pada Rabu (15/5/2024) mengatakan Israel membutuhkan langkah jelas dan konkrit untuk masa depan Gaza. Ia menuturkan bahwa Gaza berpotensi mengalami kekosongan kekuasaan pasca perang.
“Washington dan Israel sepakat bahwa Hamas tidak dapat terus menguasai Gaza setelah kelompok bersenjata Palestina menyulut konflik dengan pembunuhan dan penculikan lintas batas pada Oktober lalu,” lapor Kantor Berita Reuters.
Diplomat tinggi AS tersebut juga telah mengadakan serangkaian pembicaraan dengan negara-negara tetangga terkait status Gaza setelah perang. Israel mengatakan pihaknya menghendaki kendali penuh atas wilayah itu dan menolak keras usulan bahwa Otoritas Palestina yang mengambil kekuasaan.
“Sangat penting bagi Israel untuk melakukan langkah ini dan fokus pada apa yang bisa dan harus dilakukan di masa depan. Perlu ada rencana yang jelas dan konkrit, dan kami berharap Israel dapat mewujudkan ide-idenya,” kata Blinken.
1. Hamas harus dimusnahkan dulu
Menanggapi pernyataan Blinken, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan bahwa perencanaan pasca perang tidak mungkin dilakukan tanpa lebih dulu menghancurkan Hamas. Karena itu, perlu memusnahkan Hamas secara total agar ancaman bisa dinetralisir.
Israel juga tampaknya menolak saran AS terkait masa depan Gaza. Israel, katanya, telah mencari orang-orang Palestina yang tidak bersekutu dengan Hamas untuk mengambil alih pengelolaan sipil di Gaza.
“Semua pembicaraan tentang ‘hari setelahnya’, meskipun Hamas masih utuh, hanya akan menjadi kata-kata tanpa isi. Bertentangan dengan apa yang diklaim, selama berbulan-bulan kami telah terlibat dalam berbagai upaya untuk menyelesaikan masalah yang rumit ini. Beberapa dari upaya tersebut bersifat terselubung dan baguslah jika hal ini terjadi,” kata Netanyahu.
Sebelumnya, perselisihan sempat menghiasi hubungan keduanya terkait invasi Israel ke Rafah. AS memperingatkan bahwa invasi darat hanya akan membahayakan nyawa warga sipil di wilayah tersebut. Namun seruan itu ditolak oleh Israel.
“Kami tidak mendukung pendudukan Israel. Kami juga tentu saja tidak mendukung pemerintahan Hamas di Gaza. Kami sudah sering melihat dampaknya terhadap rakyat Gaza dan Israel. Dan kami juga tidak boleh terjadi kekosongan yang kemungkinan besar akan diisi oleh kekacauan,” kata Blinken.