Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi bendera Denmark. (unsplash.com/Serge Taeymans)

Jakarta, IDN Times – Menteri Luar Negeri (Menlu) Denmark, Lars Lokke Rasmussen, mengatakan pada Rabu (8/1/2025) bahwa Greenland bisa saja merdeka, tapi tak akan bergabung menjadi negara bagian Amerika Serikat (AS). Pernyataan Rasmussen muncul setelah Presiden AS terpilih, Donal Trump, sehari sebelumnya menyatakan akan merebut Greenland.

"Kami sepenuhnya menyadari bahwa Greenland memiliki ambisinya sendiri. Jika ambisi itu terwujud, Greenland akan merdeka, meskipun tidak berambisi menjadi negara federal di AS,” katanya, dilansir Reuters.

Rasmussen berbicara dengan Raja Denmark di Kopenhagen pada Rabu, setelah pernyataan Trump menjadi trending topik di seluruh dunia.

"Saya tidak berpikir bahwa kita sedang dalam krisis kebijakan luar negeri. Kami terbuka untuk berdialog dengan AS tentang bagaimana kami dapat bekerja sama lebih erat daripada yang telah kami lakukan untuk memastikan bahwa ambisi AS terpenuhi," tambahnya.

1. AS ingin mengambil alih Greenland meski dengan kekuatan militer

Rencana ekspansionis Trump itu adalah buntut dari kekhawatiran Washington atas meningkatnya aktivitas Rusia dan China di wilayah tersebut. Trump mengatakan, ambisinya untuk mengklaim Greenland berkaitan dengan tujuan keamanan nasional AS.

Meski begitu, Trump tetap memaksa untuk mengambil alih wilayah tersebut. Ia bahkan tak akan mengesampingkan penggunaan kekuatan militer untuk mencaplok Greenland.

"Mungkin Anda harus melakukan sesuatu. Kami membutuhkan Greenland untuk keamanan nasional," bebernya.

Baik Perdana Menteri Greenland maupun Perdana Menteri Denmark telah mengesampingkan kemungkinan penyerahan pulau di wilayah Arktik itu.

2. Panama dan Kanada juga diancam akan dicaplok AS

Editorial Team

EditorRama

Tonton lebih seru di