Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Meksiko Balas Trump, Usul Nama AS Jadi Amerika Meksiko

ilustrasi bendera Meksiko (unsplash.com/disachantel)

Jakarta, IDN Times - Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum, pada Rabu (08/01/2025), membalas janji Presiden terpilih AS, Donald Trump, dengan mengusulkan mengubah nama Amerika Utara termasuk Amerika Serikat menjadi 'Amerika Meksiko'.

"Amerika Meksiko, kedengarannya bagus," canda Sheinbaum, sambil menunjuk peta dari tahun 1607 yang menunjukkan penggambaran awal Amerika Utara.

Trump, pada Selasa (07/01/2025), berjanji akan mengubah nama Teluk Meksiko menjadi Teluk Amerika. Selain itu, Trump juga menyampaikan rencananya untuk merebut Terusan Panama dan Greenland.

1. Amerika Meksiko sudah dikenal sejak abad 17

Usulan Sheinbaum juga didasarkan pada dokumen sejarah dari tahun 1814 yang mendahului konstitusi resmi Meksiko.

"Faktanya adalah bahwa Amerika Meksiko dikenal sejak abad ke-17 sebagai nama untuk seluruh bagian utara benua (Amerika)," kata Suarez del Real, mantan Menteri Kebudayaan Meksiko.

Dilansir The Guardian, Sheinbaum menambahkan bahwa cekungan samudra yang dibatasi oleh pantai Teluk AS, negara bagian timur Meksiko, dan pulau Kuba, telah dikenal sebagai Teluk Meksiko sejak 1607.

Penamaan Teluk Meksiko sudah digunakan selama lebih dari empat abad, dan diyakini diambil dari nama kota asli Amerika yang disebut Meksiko.

Perselisihan Trump dengan Meksiko sudah dimulai sejak pencalonannya pada 2016, yang mencakup penerapan tarif impor dan pembangunan tembok di sepanjang perbatasan AS-Meksiko.

2. Trump meminta Meksiko menahan imigran dan aliran fentanil

Trump pun berencana mengenakan tarif 25 persen pada barang impor Meksiko jika mereka gagal mengatasi arus narkoba dan migran yang terus masuk ke AS. Ia juga menyindir dengan menyebut negara itu dikendalikan oleh para kartel narkoba.

Sheinbaum membantah pernyataan Trump, dengan menyatakan bahwa rakyat lah yang berkuasa di Meksiko dan negara dia bukan satu-satunya negara yang menjadi sumber fentanil.

Ia pun mengatakan, pemerintahannya berkomitmen memerangi narkoba. Meksiko terus melakukan penyitaan terhadap fentanil dan berhasil menyita lebih dari 1 ton fentanil pada bulan lalu.

"Sejauh ini, kami belum menemukan prekursor yang datang, karena sebagian besar prekursor berasal dari Asia, dan seluruh prosesnya diproduksi di Meksiko," kata Sheinbaum, seraya mengatakan pihaknya telah membongkar laboratorium metamfetamin atau sabu.

Terkait migran, Sheinbaum menyatakan kesiapan mereka untuk menerima orang yang dideportasi dari negara lain, tetapi dengan pembatasan atau meminta kompensasi. Ia juga berharap kedua negara memiliki hubungan positif dan meyakini bahwa Trump memiliki cara komunikasi tersendiri.

3. Trump ingin kartel Meksiko ditetapkan sebagai organisasi teroris

Menghadapi distribusi fentanil di AS, Trump berencana menetapkan kartel narkoba Meksiko sebagai organisasi teroris. Ide tersebut sudah direncanakan dan hampir berhasil dicapai pada akhir 2019, tetapi tertunda atas permintaan Presiden Meksiko saat itu serta adanya penolakan.

Gagasan ini tetap digaungkan dan diusulkan oleh Partai Republik, termasuk memperkenalkan undang-undang yang menetapkan kartel tertentu sebagai organisasi teroris. Trump juga turut membicarakannya di Arizona pada Desember lalu dan bersiap mengusulkannya kembali.

Jika penetapan tersebut berhasil, Trump mungkin akan menjalankan ancamannya kepada para kartel. Langkah ini termasuk menjatuhkan bom di laboratorium fentanil dan menangkap para pemimpin kartel dengan pasukan khusus. Namun, hal tersebut dikhawatirkan membuat AS melanggar kedaulatan Meksiko dan mengganggu hubungan kedua negara.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rama
EditorRama
Follow Us