Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri Rwanda Vincent Biruta. (IDN Times/Sonya Michaella)
Kedua menlu menandatangani MoU Konsultasi Politik yang akan menjadi dasar pembahasan berbagai aspek kerja sama bilateral dan saling tukar gagasan mengenai isu-isu internasional.
“Indonesia dan Rwanda juga telah meningkatkan kerja sama keamanan selama beberapa tahun terakhir. Saat ini kedua negara tengah memfinalisasi MoU antara kepolisian kedua negara tentang penanganan kejahatan transnasional terorganisir dan penguatan pengembangan kapasitas,” ucap Retno.
Sementara itu, nilai perdagangan kedua negara terus terus meningkat sejak pandemik COVID-19. Tahun lalu, peningkatannya mencapai 100 persen, dan kuarter pertama tahun ini mencapai 32 persen.
“Kami percaya peluang untuk terus tumbuh masih terbuka lebar. Untuk mendorong kerja sama ekonomi, hari ini kami menandatangani MoU tentang Kerja Sama Umum yang mencakup perdagangan, pertanian, industri, energi, dan tambang,” ujar Retno.
Kedua menlu juga membahas rencana pembentukan preferential trade agreement (PTA) Indonesia-Rwanda dan menjajaki pembentukan PTA Indonesia dengan Komunitas Afrika Timur (EAC)
Selain itu, Indonesia dan Rwanda juga menyepakati Perjanjian Bebas Visa untuk Pemegang Paspor Diplomatik dan Dinas. Sementara Rwanda telah masuk ke dalam daftar Visa Kedatangan (VoA) Indonesia sejak Februari 2023.