Menlu RI Angkat Isu Perempuan Afghanistan di KTT OKI Gambia

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi mengungkapkan bahwa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) memiliki tantangan besar dalam mempersempit kesenjangan pembangunan.
“Beberapa negara anggota sedang bergulat dengan kemiskinan yang meluas di mana 21 dari 46 negara berkembang merupakan anggota OKI,” kata Retno, dalam keterangannya, mewakili Presiden RI Joko Widodo di KTT OKI Gambia, Minggu (5/5/2024).
“Indonesia mendesak keterlibatan sektor swasta yang lebih besar di OKI melalui peningkatan kesepakatan perdagangan dan investasi. Dalam konteks ini, Indonesia akan menjadi tuan rumah Forum Indonesia - Afrika ke-2 pada bulan September ini di Bali,” tutur Retno.
1. Promosi hak pendidikan perempuan Afghanistan
Retno menambahkan bahwa pemberdayaan perempuan dan akses terhadap pendidikan berkualitas juga penting untuk pembangunan OKI yang inklusif. Hal ini harus menjadi prioritas OKI, termasuk untuk mempromosikan hak pendidikan perempuan di Afghanistan.
“Perempuan di Afghanistan dan belahan dunia lainnya berhak mendapatkan persamaan hak dan isu perempuan harus diarusutamakan dalam kebijakan dan kegiatan OKI,” tegas Retno.
Indonesia sendiri telah menawarkan beasiswa bagi perempuan dan anak perempuan Afghanistan, berbagi praktik terbaik mengenai kurikulum madrasah dengan UNAMA, dan memberikan 10 juta dosis vaksin polio untuk anak-anak Afghanistan.
“Indonesia menyerukan OKI untuk mengambil tindakan lebih banyak untuk memberikan dampak yang lebih luas di Afghanistan,” pintanya.
2. Singgung soal kemerdekaan Palestina
Di awal pernyataannya, Retno sempat kembali menegaskan tujuan serta perjuangan untuk kemerdekaan Palestina. Dia menyebut isu Palestina adalah isu inti dari OKI.
"OKI berutang kemerdekaan kepada rakyat Palestina. Saya ingin mengingatkan kita akan Inisiatif Perdamaian Arab dan keputusan OKI bahwa perdamaian dengan Israel hanya akan mungkin terjadi jika Israel mengakhiri pendudukannya atas Palestina," kata Retno.
"Keputusan tersebut memberikan pesan yang kuat kepada Israel: tanpa kemerdekaan bagi Palestina, tidak akan ada hubungan diplomatik. Pesan dan keputusan itu harus dipertahankan," tegas Retno.
3. Genosida Israel terhadap warga Palestina
Retno kembali mengulangi bahwa selama tujuh bulan terakhir, 34 ribu warga Palestina sudah terbunuh akibat serangan Israel.
"Kita telah menyaksikan kekejaman terburuk dalam sejarah modern. Lebih dari 34 ribu warga Palestina dibunuh oleh Israel yang merupakan genosida. Bantuan kemanusiaan selalu terhambat. Ancaman untuk menyerang Rafah terus berlanjut. Keanggotaan Palestina di PBB terus diblokir," ucap Retno.
Retno meminta agar OKI terus bersatu membela keadilan dan kemanusiaan bagi rakyat Palestina.