Selain menyerbu Al-Aqsa, kelompok pemuda Israel juga menyerang pemilik toko Palestina, pejalan kaki, dan anak sekolah. Mereka meludahi perempuan berhijab, mencuri dari kafe, dan merusak toko buku serta memasuki rumah warga secara paksa.
Toko-toko di kawasan Muslim Kota Tua Yerusalem tutup pada pukul 13.00, jauh lebih awal dari biasanya. Warga Palestina berlindung di rumah mereka sementara sekelompok kecil termasuk anggota parlemen Israel menyerbu kantor UNRWA di Yerusalem Timur.
Para peserta pawai membawa spanduk bertulisan "Yerusalem 1967, Gaza 2025" dan "Tanpa Nakba tidak ada kemenangan". Pawai diorganisir oleh organisasi Am K'Lavi yang diketuai Baruch Kahane, putra rabi supremasi Yahudi Meir Kahane.
"Aksi seperti ini menghilangkan sumber penghasilan mereka dan membuat mereka merasa tidak aman di lingkungan sekitar. Tindakan ini seakan ingin menyampaikan pesan bahwa mereka (warga Palestina) tidak pantas berada di sini, kamilah (Israel) yang memiliki tempat ini," tutur Aviv Tatarsky, peneliti dari organisasi Ir Amim, terkait dampak aksi warga Israel ini, dilansir The Guardian.